Disemprot Desinfektan Melawan Virus Corona, Migran India Marah
Uttar Pradesh, HanTer - Petugas kesehatan India menyebabkan kemarahan pada hari Senin dengan menyemprotkan sekelompok migran dengan desinfektan, di tengah kekhawatiran bahwa pergerakan besar-besaran orang dari kota ke pedesaan berisiko menyebarkan virus korona.
Rekaman menunjukkan sekelompok pekerja migran duduk di sebuah jalan di Bareilly, sebuah distrik di negara bagian utara Uttar Pradesh, ketika para pejabat kesehatan dalam pakaian pelindung menggunakan pipa selang menyemprotkan mereka dengan desinfektan. Langkah tersebut ternyata memicu kemarahan di media sosial.
Para pekerja migran yang telah berjalan dari Noida dan Delhi setelah kehilangan pekerjaan karena penguncian nasional, dihentikan di stasiun bus satelit di Bareilly dan mengatakan bahwa mereka akan diberi makanan dan bus akan diatur ulang.
Buruh migran yang menuju desa mereka mengalami masa mengerikan di Bareilly, Uttar Pradesh pada hari Senin (30/3/2020), ketika pemerintah diduga menyemprotkan desinfektan pada kelompok yang berjumlah 100 orang itu. Pemerintah diduga menyemprotkan campuran natrium hipoklorit encer, yang digunakan dalam pemutih cucian, deterjen dan desinfektan, pada kelompok itu.
Sebuah cuplikan dari insiden tersebut, yang viral di media sosial, menunjukkan sekelompok migran berjongkok di jalan dengan para pejabat yang menggunakan alat pelindung menyemprotkan desinfektan. Seperti dilansir livemint.com, beberapa orang menangis, yang lain memiliki rasa gatal di mata mereka.
Ashok Gautam, kepala polisi yang bertanggung jawab atas Covid-19 di Bareilly, mengatakan bahwa pemerintah memang berusaha 'membersihkan' migran itu, tetapi menyemprotnya hanya dengan klorin yang dicampur air dan bukan larutan kimia.
Setelah menghadapi kritik atas insiden itu, Nitish Kumar, hakim distrik Bareilly, memerintahkan tindakan terhadap para pejabat yang terlibat dalam insiden itu. “Upaya oleh perusahaan kota Bareilly dan tim pemadam kebakaran adalah untuk mencegah migran dari coronavirus tetapi cara itu dilakukan salah, dalam 'over activeness'. Kami telah menyelidiki masalah ini dan mengeluarkan arahan untuk mengambil tindakan yang tepat terhadap mereka yang bertanggung jawab atas ini," kata Kumar.
"Para migran yang terkena dampak sedang dirawat di bawah kepala petugas medis," katanya.
Ketika India bergulat dengan pandemi COVID-19, pemerintah mengumumkan penutupan secara nasional selama 21 hari. Langkah ini berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja di sektor informal. Dengan bus dan kereta api negara tidak beroperasi sampai 15 April, para migran, kebanyakan dari mereka dari Bihar dan UP, mulai berjalan kaki pulang ke rumah.
India telah mengonfirmasikan lebih dari seribu kasus virus corona baru, 29 di antaranya telah meninggal. Para pejabat kesehatan mengatakan India masih memerlukan beberapa minggu lagi kedepan dari lonjakan kasus yang dapat membanjiri sistem kesehatan masyarakat yang lemah.