Kisah Miris Pekerja Minta Gaji UMR tapi Harus Kerja 24 Jam Seminggu Nonstop
Ilustrasi uang. Foto: Shutterstock. |
Bergaji UMR saat ini merupakan pendapatan minimal setiap pegawai per bulannya di setiap perusahaan. Namun, meski begitu, masih banyak orang yang ternyata belum merasakan hal tersebut dengan bekerja bergaji di bawah upah minimum yang telah ditetapkan pemerintah daerah.
Nah, kali ini, kisah tersebut dialami seorang netizen yang menyembunyikan identitasnya. Dari akun Twitter @workfess, ia curhat di dunia maya mengenai beban kerja dan nominal gaji yang didapatkan setiap bulannya dianggap tak masuk akal.
"Sampai syok baca ini, bos gue sakit apa gimana sih ini? Gue minta naik gaji dari Rp2 juta ke UMR karena workload-nya udah kek kartap. Mau resign enggak dibolehin, eh dikasih tawaran gini. Gaji enggak naik tetap Rp2 juta cuma dikurangin bagian posting content work," bunyi keterangan postingan.
Dalam curhatan tersebut, netizen yang diduga bekerja di bagian digital marketing itu menganggap beban kerjanya tak sebanding gaji yang didapat setiap bulannnya. Terlebih, dari postingan itu, ia menjelaskan bahwa dirinya harus membuat copyriwting hingga story 100 desain yang dinilai tidak masuk akal.
Hal itulah yang membuat dirinya meminta ke bosnya untuk menaikkan gaji ke UMR. Terlebih, beban kerja yang dialaminya dinilai tidak lagi sebanding dengan gaji yang didapat hanya Rp2 juta per bulannya.
Akan tetapi, permintaan tersebut ternyata ditolak mentan-mentah oleh sang bos. Bahkan, ia memperlihatkan bosnya tersebut tidak bersedia menaikkan gaji ke UMR dan lebih memilih mengurangi pekerjaan netizen yang bersangkutan.
Di satu sisi, bosnya itu dianggap bisa saja menaikkan gaji ke UMR menjadi Rp3 juta. Kendati demikian, ia harus bekerja 24 jam dalam sehari selama sebulan penuh. Tidak hanya itu saja, sang bos juga meminta dirinya tidak memiliki libur pada hari Sabtu dan Minggu.
Tak ayal, sejak diunggah di media sosial terutama di Twitter, publik ramai-ramai meminta netizen tersebut segera mengundurkan diri alias resign. Pasalnya, nominal gaji itu dianggap tidak masuk akal dengan beban kerja yang harus dijalani.
Selain itu, mereka juga menganggap bekerja 24 jam dalam sehari selama satu bulan penuh dianggap sangat tidak manusiawi. Apalagi, netizen tersebut juga tidak memiliki hari libur pada Sabtu dan Minggu yang notabene para pekerja beristirahat di hari itu.
Belum diketahui pasti siapa netizen yang curhat tentang pekerjaannya itu. Namun, para warganet menilai orang yang bersangkutan sebaiknya segera resign. Terlebih, hal itu dianggap tidak lagi bekerja melainkan seperti perbudakan.
https://twitter.com/worksfess/status/1484565350394253320?s=20
Kini, postingan tersebut disukai 15.900 kali dan di-retweet sebanyak 2.181 pengguna Twitter. Tak dimungkiri, publik di media sosial meminta netizen mencari pekerjaan lain karena menganggap bos yang bersangkutan tidak manusiawi mempekerjakan hingga menggaji karyawannya.
"Meninggal wkwk. Gue pernah di posisi lo, digaji Rp1,3 juta jadi design grafis, digital marketing, admin, dan customer service kerja di daerah Depok," tulis @gembelleus.
"Content writing + caption itu kerjaan marketing. Desain konten + story itu kerjaan graphic design. Content plan sebulan itu kerjaan strategist. Lo disuruh ngerjain kerjaan yang seharusnya di pegang 3 orang tapi gajinya buat 1 orang aja belum," sahut @theditchy.
"Merangkap dari design grafis, copywriter, content creator, social media strategis. Mending resign," timpal @rozysays_. (fre)
Source : https://kumparan.com/berita_viral/kisah-miris-pekerja-minta-gaji-umr-tapi-harus-kerja-24-jam-seminggu-nonstop-1xMc4ifN2qJ/full