Alasan Mengapa Iklan Jenis Konten Bersponsor Lebih Efektif

Alasan Mengapa Iklan Jenis Konten Bersponsor Lebih Efektif (Foto: )


Dalam lanskap digital marketing, banner dan advertorial yang mempromosikan suatu barang atau jasa secara gamblang semakin ketinggalan zaman karena netizen semakin selektif dalam memilih apa yang mereka klik di dunia maya.

Keberadaan layanan ad-block, yang sangat mudah diinstal pada browser mereka, membuat iklan-iklan online yang konvensional semakin tidak efektif.

Itulah sebabnya banyak brand yang beralih ke native advertising, terutama jenis konten bersponsor (sponsored content), yang menyesuaikan dengan karakteristik bentuk dan kualitas outlet medianya.

"Konten bersponsor menyajikan pesan yang lebih beragam ketimbang iklan banner," kata Patrick Searle, Co-founder dan Group CEO GetCRAFT pada acara Jakarta Content Marketing Meet-Up yang diadakan di Midtown Bistro, Jakarta Selatan hari Selasa (14/03).

Konten bersponsor menyerupai konten editorial yang biasa di outlet media, tapi konten tersebut dibayar oleh pengiklan dan dimaksudkan untuk mempromosikan sebuah produk.

Searle mengatakan bahwa awalnya perusahan menghabiskan banyak uang untuk beriklan di Google (Google ads) dan Facebook tetapi lupa untuk mengedukasi dan menginspirasi masyarakat tentang tujuan produk tersebut.

Namun, pertumbuhan konten bersponsor sekarang telah 2-3 kali lebih cepat melampaui format iklan lain, Searle menambahkan.

Kepala Content Marketing Department Kompas.com (ICON), Muhammad Latief, sependapat dengan Searle. Ia menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, permintaan iklan yang dikemas dalam bentuk konten editorial terus meningkat.

Latief juga mengatakan bahwa membuat konten bersponsor tantangannya lebih besar daripada sekedar membuat iklan.

"Kita harus hati-hati banget supaya orang lihatnya ini bukan iklan, tapi juga tidak boleh bohong, artinya ini otentik dan lebih ke arah user experience. Ini lebih ke kalau orang pakai produk itu kayak apa sih, bukan menonjolkan produknya," terangnya.

Dia menambahkan bahwa ketentuan untuk membuat konten bersponsor mencakup memastikan adanya keterkaitan antara cerita dan produk serta memvalidasi semua data dengan cermat sesuai dengan standar jurnalistik.

Selain menyampaikan user experience yang meyakinkan, faktor lain yang mendorong pertumbuhan konten bersponsor adalah keberagaman jenisnya. Brand dapat memilih jenis konten yang mereka inginkan dan memfokuskan anggarannya di konten tertentu.

Terdapat dua jenis konten bersponsor, yaitu branded content dan influencer marketing.

Branded content adalah ketika sebuah perusahaan membayar publisher, dalam hal ini biasanya media, untuk menyampaikan suatu pesan iklan dengan sebuah cerita, sementara influencer marketing mencakup mengidentifikasi, meneliti, menggandeng, dan mendukung orang-orang yang bisa menggunakan pengaruhnya untuk mempromosikan barang atau jasa.

Searle mengatakan bahwa enam tahun lalu, influencer marketing sangat populer, setelah itu menghilang karena perubahan-perubahan algoritme di platform media sosial.

"Kita punya Instagram sekarang yang menurut saya telah mengembalikan influencer marketing," ujarnya.

Dia mengutip sebuah studi dari Nielsen yang menyatakan bahwa 83% konsumen percaya pada rekomendasi para influencer, yang menunjukkan seberapa kuat teknik influencer marketing dalam menghasilkan tindakan, klik, dan tentunya peningkatan penjualan.

Searle membagi influencer menjadi tiga kategori, yaitu emerging, niche, dan established –– semua berdasarkan tingkat otoritas, relevansi, kreativitas, harga, dan jumlah view.

Salah satu yang termasuk kategori establish adalah para selebriti dengan ribuan sampai jutaan pengikut di media sosial. Prospek keuntungan memang terlihat menarik, tetapi orang-orang tersebut cenderung diabaikan oleh pasar niche yang sudah sangat terfokus.

"Anda kehilangan niche expertise karena semua tahu selebriti ini. Anda kehilangan kemampuan untuk membuat konten yang terfokus tetapi Anda memang mendapatkan mass awareness yang luas," tambah Searle.

Dia menambahkan bahwa mengumpulkan beberapa influencer menjadi satu kelompok seringkali merupakan taktik yang jitu. Ini bisa berdampak besar di media sosial, terutama Instagram, karena mereka bisa tag satu sama lain sehingga para pengikut para influencer tersebut secara kolektif bisa meningkatkan jumlah view.

"Kasarnya, akan ada bump 25% dalam jumlah view. Para influencer juga menyukai teknik ini karena bisa saling bertukar ide satu sama lain."

Kolaborasi seperti demikian bisa sangat merepotkan. Di sinilah GetCRAFT memainkan perannya. Mengkategorikan dirinya sebagai technology platform alih-alih biro iklan, GetCRAFT menghubungkan perusahaan dengan pembuat konten (content creators), publisher, dan influencer.

"Kami berusaha memudahkan manajemen proyek iklan. Kami bisa melakukan proyek yang lebih banyak dengan efisiensi yang lebih baik; kami bisa bekerja lebih cepat," kata Searle.

Source : https://www.beritasatu.com/ekonomi/421822/alasan-mengapa-iklan-jenis-konten-bersponsor-lebih-efektif

Popular Posts