Intel Berencana Perluas Kapasitas Bisnis Manufaktur

 Chip Intel. Intel Corp akan memperluas kapasitas manufaktur chip canggihnya dengan membuka dua pabrik baru di Arizona.


Intel Corp akan memperluas kapasitas manufaktur chip canggihnya dengan membuka dua pabrik baru di Arizona. Pembangunan pabrik ini diperkirakan menghabiskan biaya sebanyak 20 miliar dolar AS (Rp 289 triliun). 


CEO Intel, Patrick P Gelsinger mengatakan, langkah perluasan itu bertujuan untuk memulihkan reputasi intel setelah anjloknya saham karena penundaan manufaktur tahun lalu. Strategi tersebut secara langsung akan menantang dua perusahaan lain di dunia yang dapat membuat chip paling canggih, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) dan Korea's Samsung Electronics Co Ltd. Sekaligus memiringkan keseimbangan teknologi Amerika dan Eropa, menyusul kekhawatiran kedua negara itu tentang risiko konsentrasi pembuatan chip di Taiwan yang tengah bersitegang dengan China. 


Di sisi lain, saham Intel naik 6,3 persen setelah perusahaan mengungkapkan strategi baru dan panduan keuangan setahun penuh untuk tahun 2021. Intel mengharapkan pendapatan setidaknya 72 miliar dolar AS (Rp 1 juta trilun) dan laba per saham yang disesuaikan sebesar 4,55 dolar AS (Rp 65.785), sedikit berbeda jika dibandingkan dengan perkiraan analis sebesar 72,9 miliar dolar AS dan 4,77 dolar AS per saham, menurut data Refinitiv. Perusahaan juga mengatakan akan menghabiskan 19 miliar hingga 20 miliar dolar AS (Rp 274-288 triliun) untuk belanja modal.


Gelsinger mengatakan bahwa ramalan 2021 memprediksikan terjadinya kerugian di seluruh industri, dari beberapa komponen seperti substrat. Intel adalah salah satu dari sedikit perusahaan semikonduktor yang mendesain dan memproduksi chipnya sendiri. Sedangkan desainer chip saingan seperti Qualcomm Inc dan Apple Inc masih mengandalkan pabrikan kontrak.


Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Gelsinger mengatakan Intel telah sepenuhnya menyelesaikan masalahnya dengan teknologi manufaktur terbaru dan semua sistem yang akan berjalan pada chip untuk 2023. Kini Intel tengah fokus merencanakan ekspansi manufaktur besar-besaran, termasuk dengan rencana pembangunan dua pabrik baru di Chandler, Arizonia yang menghabiskan sekitar 20 miliar dolar AS (Rp 289 triliun), dan akan menyerap sekitar 3.000 pekerja tetap. Intel kemudian akan merancang proyek masa depan di Amerika Serikat dan di Eropa, kata Gelsinger.


Pabrik-pabrik itu bukan hanya dibuat untuk memproduksi chip, tapi juga untuk membuka model bisnis, yang mereka sebut ‘manufaktur’, dengan pelanggan. Gelsinger mengatakan pabrik baru akan fokus pada manufaktur chip komputasi mutakhir, daripada teknologi lama atau khusus yang menjadi spesialisasi beberapa produsen seperti Global Foundries.


“Kami benar-benar berkomitmen untuk memimpin kemampuan teknologi proses dalam skala besar untuk industri, dan untuk pelanggan kami,” kata Gelsigner, yang dikutip di Reuters, Rabu (24/3).


Menurutnya, Intel telah membuat daftar pelanggan untuk pabrik baru, tetapi tidak dapat mengungkapkan nama mereka. Dia mengatakan di webcast hari Selasa bahwa Amazon.com Inc, Cisco Systems Inc, Qualcomm Inc dan Microsoft Corp telah mendukung upayanya untuk menawarkan layanan manufaktur chip.


Langkah tersebut merupakan tantangan langsung bagi TSMC dan Samsung, perusahaan yang mendominasi bisnis manufaktur semikonduktor, yang telah memindahkan pusat gravitasinya dari Amerika Serikat ke Asia, di mana lebih dari dua pertiga chip canggih kini diproduksi.


Gelsinger mengatakan Intel bertujuan untuk mengubah keseimbangan global itu dengan merangkul bisnis manufaktur yang secara historis merupakan pemain kecil. Intel akan menawarkan pelanggan chip kemampuan melisensikan teknologi berharga mereka sendiri, yang dikenal sebagai arsitektur set instruksi x86, serta menawarkan untuk membangun chip berdasarkan teknologi dari Arm Ltd atau teknologi open source RISC-V yang sedang berkembang, katanya.


"Kami akan memilih situs kami berikutnya dalam tahun depan untuk AS dan Eropa," katanya.


Intel juga mengumumkan rencana untuk kolaborasi penelitian baru dengan IBM yang berfokus pada chip komputasi dan teknologi pengemasan. Tetapi bahkan saat Intel bersaing dengan TSMC dan Samsung, Intel justru berencana untuk menjadi pelanggan mereka untuk pembuatan subkomponen chipnya, yang disebut “tiles”, untuk membuat beberapa chip lebih hemat biaya.


“Saya akan memilih teknologi dengan prosesor terbaik di mana pun mereka berada,” kata Gelsinger. 

 

“Saya memanfaatkan rantai pasokan internal dan eksternal. Saya akan mendapatkan struktur biaya terbaik. Kombinasi pasokan, produk, dan biaya itu, menurut kami adalah kombinasi yang mematikan,” sambungnya.




https://www.republika.co.id/berita/qqh5a8370/intel-berencana-perluas-kapasitas-bisnis-manufaktur

Popular Posts