Sosial Media, Candu yang Tidak Ada Habisnya

Sosial Media, Candu yang Tidak Ada Habisnya


Komunikasi dan interkasi, kedua kegiatan yang selalu berhubungan dan tidak akan pernah bisa dihindari dalam kehidupan aktivitas manusia di dunia, karena pada dasarnya manusia sendiri adalah makhluk sosial yang tidak akan bisa hidup tanpa adanya interaksi dengan manusia lain.

 Komunikasi jelas sudah dilakukan sedari awal peradaban manusia dimulai, sekitar 3500SM lalu, dari komunikasi yang mungkin dilakukan dengan bahasa isyarat atau mungkin bahasa sederhana apa adanya dan kemudian berkembang menjadi bahasa sehari-hari yang biasa kita gunakan seperti pada saat ini. 


 Sesuai perkembangan waktu dan perkembangan jaman, tentu media dan bentuk komunikasi akan terus berkembang untuk mencapai efisien dan menghemat biaya, karena pada dasarnya manusia ingin menciptakan sesuatu yang lebih untuk menunjang kehidupannya.

 Pada masa lampau atau beberapa puluh tahun kebelakang, manusia dalam melakukan komunikasi hanya bisa dengan bertatap muka secara langsung sedangkan dalam melakukan komunikasi jarak jauh, kita hanya bisa melakukan komunikasi dengan media  surat yang dalam melakukan kirim mengirim memakan waktu begitu lama dan biaya yang tidak murah, hal itu terjadi selama berabad-abad. Kemudian pada tahun 1836 tepatnya pada tanggal 6 Januari yang berarti 181 tahun yang lalu, untuk pertama kalinya, Samuel Morse, mendemonstrasikan bagaimana cara kerja alat telegraf elektrik. Temuan besar ini menjadi sebuah pelopor yang mampu merevolusi komunikasi jarak jauh tanpa ada kerepotan yang berarti. Telegraf bekerja dengan mengirimkan sebuah kode atau yang kita ketahui dengan nama sandi morse. 

Dengan adanya penemuan telegraf elektrik yang menjadi pelopor terjadinya komunikasi jarak jauh, manusia terus berlomba untuk menemukan alat komunikasi yang lebih memudahkan kehidupannya. 

Pada tahun 1990an, munculah sebuah jaringan yang menyatukan seluruh jaringan komputer di seluruh dunia yang kita kenal dengan nama, Internet. Internet menjadi lebih mempermudah dalam segala hal, salah satunya adalah untuk berkomunikasi, lalu muncul istilah Comunnication digital atau komunikasi digital(Online) saat Internet sudah mulai mendunia.  

Kalimat “Komunikasi digital” ataupun “Komunikasi online” mungkin sudah sangat familiar bagi para penggunanya, tetapi pasti tidak semuanya memahami artinya.Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Online atau daring artinya adalah, dalam jaringan/terhubung melalui jaringan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi secara harifiah, komunikasi online/komunikasi digital adalah komunikasi yang dilakukan melalui saluran internet. Definisi komunikasi daring mengarah pada membaca, menulis dan berkomunikasi dengan menggunkaan jaringan komputer (Warschauer, M. 2001 PP.207-212). Komunikasi daring(online) ini tidak mengharuskan kita bertatap muka secara indvidu seperti halnya komunikasi konvensional. Perkembangan pertama komunikasi daring dimulai pada tahun 1960-an, ketika peneliti Amerika mengembangkan protokol yang memungkinkan mengirim dan menerima informasi atau pesan melalui komputer (Hafner & Lyon, 1996). 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, komunikasi online itu tidak mengharuslan pelaku komunikasi untuk bertatap wajah secara langsung, tetapi dilakukan dengan media online atau digital, komunikasi digital ini dilakukan pada platform digital yang sering kita akses sehari hari yaitu seperti, aplikasi chat Whatsapp, Telegram, Facebook, Twitter, Instagram, Email dan masih banyak media sosial lainnya. Medium didalam komunikasi digital sendiri itu dibagi menjadi synchronous dan asynchronous.  

Komunikasi synchronous adalah dimana komunikator bertukar pesan melalui media online dengan real time atau langsung berbalas-balasan pada waktu bersamaan. Contohnya adalah  bertukar kabar di aplikasi chat Whatsapp, sedangkan asynchronous adalah bentuk komunikasi melalui online yang tidak saling saut menyaut secara langsung dalam satu waktu, contohnya seperti kolom komentar di Youtube atau di status Facebook. 

Dengan adanya komunikasi digital kemudahan dalam berinteraksi dengan banyak orang tanpa harus repot-repot bertemu, menjangkau teman atau kerabat yang berjarak jauh sangat dirasa. Apalagi ditambah dengan adanya biaya yang murah, sehingga tidak heran saat ini semua orang sudah memiliki akses internet untuk mengakses digital platform. 

Sekertaris Jenderal APJII Henri Kasyfi (dalam Kompas.com 2020) mengatakan bahwa, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat menjadi 196,7 juta jiwa hingga kuartal II 2020. 51,5% pengguna menggunakan internet untuk berselancar di media sosial. Dengan adanya kemudahan dalam mendapatkan akses internet saat ini dan dengan adanya pandemi COVID-19 yang mengharuskan masyarakat dunia untuk tinggal di rumah saja dan tidak melakukan interaksi sosial secara langsung seperti sebelumnya, dengan adanya komunikasi digital interaksi sosial di masa pandemi bisa teratasi secara dunia maya. 


Source : https://kumparan.com/agsalita-okti/sosial-media-candu-yang-tidak-ada-habisnya-1v1nVbv7PQz/full

Popular Posts