Facebook, Twitter dan Snapchat Akan Kampanye Vaksin di Amerika

 Ilustrasi Vaksin. Shuttersock/dok


Facebook, Twitter, dan Snap berkolaborasi mengkampanyekan vaksin covid-19. Ketiganya bersama beberapa perusahaan lain bakal membantu Presiden Amerika Serikat Joe Biden, untuk mempromosikan vaksin di Amerika.


Gedung Putih telah menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari dimulainya promosi kelayakan vaksin covid-19 untuk orang dewasa. Promosi kelayakan itu bakal dilakukan hingga 19 April.


"Gedung Putih berharap dapat menjangkau populasi yang mungkin memiliki tingkat keragu-raguan vaksin yang lebih tinggi dengan upaya tersebut," tulis The Verge.


Nantinya Anthony Fauci, kepala penasihat medis presiden akan membuat klip video bernarasi soal vaksin yang layak pakai. Video itu bakal disebar ke Snapchat, Facebook hingga Twitter.


"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Snap telah menghubungi Gedung Putih terkait upaya untuk menyebarkan kesadaran tentang kelayakan vaksin di antara Snapchat," kata Anthony Fauci, kepala penasihat medis presiden dalam email ke The Verge.


Kata Fauci, digandengnya para raksasa teknologi itu membangun upaya berkelanjutan Amerika untuk mendukung masyarakat selama pandemi covid-19.


Sementara itu, juru bicara Twitter mengonfirmasi melalui email ke The Verge bahwa pihaknya memang bakal bekerja sama dengan pemerintah mengenai kampanye vaksin.


"Bekerja sama dengan Gedung Putih untuk meningkatkan informasi otoritatif terkait covid-19", ujar sang juru bicara.


Dikutip dari Axios, para raksasa teknologi itu akan mengirimkan peringatan notifikasi ke pengguna untuk memberi tahu bahwa mereka memenuhi syarat untuk menerima vaksin. Wakil Presiden Kamala Harris juga akan terlibat dalam dorongan media sosial.  


Langkah Amerika menggandeng para raksasa teknologi itu setelah adanya insiden pembekuan darah pada beberapa orang yang disuntik vaksin covid-19.


Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), separuh orang dewasa AS telah menerima setidaknya satu vaksinasi covid-19. Tetapi pemerintah tampaknya khawatir bahwa keputusan minggu lalu untuk menghentikan penggunaan vaksin Johnson & Johnson. Orang yang sudah ragu untuk menerima vaksin bahkan lebih waspada.


Administrasi Makanan dan Obat (FDA) dan CDC merekomendasikan agar AS menghentikan penggunaan vaksin Johnson & Johnson setelah enam orang yang menerima suntikan mengalami pembekuan darah yang tidak biasa. Badan-badan tersebut membutuhkan waktu untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara gumpalan dan vaksin.





https://www.validnews.id/Facebook--Twitter-dan-Snapchat-Akan-Kampanye-Vaksin-di-Amerika-akj

Popular Posts