Mahasiswa Salurkan Hobi Menggambarnya Menjadi Ladang Bisnis

 Bisnis Tas


Usia bukan lagi menjadi tolak ukur sebuah kesuksesan. Di mana para generasi muda kini lebih menginspirasi dalam memulai bisnis yang mereka bangun berawal dari hobi. Generasi muda saat ini lebih cermat dalam menangkap peluang bisnis di kalangan masyarakat. Hal ini terbukti oleh kisah pengusaha muda yang mampu meraih omzet Rp10-13 juta per bulannya.


Fajrinnisa Iren, mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Program Studi Desain Grafis semester 8 ini mulus dalam berbisnis. Pada usia yang muda ini, Iren mampu mengatur waktunya untuk kuliah dan berbisnis. Hingga kini, Iren menjalani bisnis brand dirinya sendiri, yaitu Diridara. “Prioritasku tetap di kuliah, sebisa mungkin aku nggak nunda tugas. Jadi, bisa langsung pegang bisnis, seperti follow up desain dan bikin konten. Kalau ngerjain bisnis ada rasa yang aku suka. Bener-bener suka ngejalaninnya jadi nggak ngerasa beban.” Ucap Iren kepada PingPoint.co.id, Rabu (31/03/21).


Diridara sudah berjalan sejak Agustus 2019. Terdiri dari dua kata, “Diri” berarti seorang individu dan “Dara” sebuah istilah untuk perempuan. Diridara memiliki makna “seorang perempuan”, dinamakan Diridara karena target utamanya adalah seorang perempuan. Di mana seorang perempuan pasti memiliki kebutuhan dan keinginan untuk melengkapi penampilannya setiap hari.


Saat ini, Diridara dijalani oleh dua orang, yaitu Iren dan Fikab. Pasangan yang memiliki latar belakang ilmu desain ini memilih jalan untuk berbisnis sejak muda. Awal mula, mereka memiliki kesamaan hobi menggambar yang dapat disalurkan dan menjadi sesuatu yang produktif sehingga menghasilkan keuntungan dan bermanfaat untuk orang lain.


Kini, Diridara berhasil mengeluarkan produk yang dibutuhkan oleh mayoritas perempuan dengan tema warna earth tone, yaitu berbagai macam tas (slingbag, pouch dan mini slingbag), cardigan, dan art merchandise. Selain memasarkan produk brand, Diridara juga memberikan konten-konten untuk mengajak perempuan untuk lebih percaya diri, mencintai diri sendiri, dan menerima apa adanya melalui konten yang biasa dipublish dalam laman instagram @diri.dara.


Tantangan terbesar bagi mereka pertama adalah waktu. Mereka harus bekerja keras demi konsisten terhadap bisnis yang telah dijalani selama satu tahun lebih ini. Dalam segi brand, mereka dituntut agar inovatif dan terus belajar. “Background kita memang desain, tetapi bisnis nggak cuman desain. Ada marketing dan finance. Jadi, harus belajar terus,” jelas Fikab.


Bagi Iren sendiri, motivasi terbesar dalam berbisnis ini ialah untuk mengapresiasikan dirinya sendiri. Memberikan konten-konten yang berkaitan dengan perempuan menjadi suatu kebanggaan dirinya sendiri, karena dengan konten tersebut Iren dapat menyuarakan dirinya sendiri yang sering kali merasa insecure. Menjadikan bisnis ini ajang ekspresi dan membuat orang lain tidak merasa sendirian menghadapi ke struggle-an tersebut.


Hingga saat ini, Iren dan Fikab masih akan terus berada dalam tahap memajukan bisnis tersebut. Untuk target marketing Diridara memilih marketplace dan Instagram sebagai penjualan. Seperti membuat iklan di Instagram ads, dan meminta endorse kepada influencer. “Produk yang paling tinggi penjualannya menjadi acuan produk selanjutnya. Jadi, kita tahu audience suka dengan produk seperti apa dan warna apa yang menjadi favorit,” tutup Iren.





https://pingpoint.co.id/berita/mahasiswa-salurkan-hobi-menggambarnya-menjadi-ladang-bisnis/a

Popular Posts