Makin Otoriter, Militer Myanmar Buru Pemrotes di Sosial Media

Burmese living in Thailand hold pictures of Myanmar leader Aung San Suu Kyi during a protest in front of the Myanmar Embassy, in Bangkok, Thailand, Monday, Feb. 1, 2021. Myanmar's military has taken control of the country under a one-year state of emergency and reports say State Counsellor Aung San Suu Kyi and other government leaders have been detained. (AP Photo/Sakchai Lalit)


Junta Militer Myanmar yang saat ini menguasai pemerintahan baru saja melakukan penangguhan undang-undang yang membatasi pasukan keamanan untuk menahan tersangka atau menggeledah properti pribadi tanpa persetujuan pengadilan.

Bersamaan dengan itu pemerintah juga memerintahkan penangkapan atas pendukung terkenal dari protes massal terhadap kudeta bulan ini.


Dilansir dari Reuters, Minggu (14/2/2021), perintah yang ditandatangani penguasa militer Jenderal Min Aung Hlaing ini menangguhkan tiga bagian dari undang-undang melindungi privasi dan keamanan warga negara. Undang-undang ini telah diperkenalkan selama liberalisasi bertahap.


Bagian tersebut mencakup persyaratan untuk perintah pengadilan untuk menahan narapidana melebihi 24 jam dan batasan kemampuan pasukan keamanan untuk memasuki properti pribadi untuk menggeledahnya atau melakukan penangkapan. Penangguhan juga membebaskan mata-mata pada komunikasi.


Tidak disebutkan sampaikan aturan tersebut ditangguhkan.


ngeluarkan surat perintah penangkapan untuk tujuh kritikus terkenal terhadap pemerintahan militer atas komentar mereka di media sosial.


Tm informasi militer, True News dalam sebuah pernyataannya mengatakan masyarakat diperintahkan untuk memberikan informasi kepada polisi jika melihat salah satu dari tujuh kritikus tersebut dan dihukum jika mereka melindungi mereka


Disebutkan bahwa penangkapan ini dilakukan berdasarkan aturan yang akan mengenakan sanksi hingga dua tahun penjara karena komentar di media sosial yang dinilai dapat mengancam ketenangan.


Dalam daftar tersebut terdapat Min Ko Naing, 58, yang dipenjara selama sebagian besar waktu antara 1988 dan 2012. Dia cukup menonjol dalam mendorong protes dan gerakan pembangkangan sipil yang diikuti oleh sejumlah pegawai pemerintah.


Lainnya adalah "Jimmy" Kyaw Min Yu, veteran dari pemberontakan mahasiswa tahun 1988, dan penyanyi "Lin Lin" Htwe Lin Ko.


"Saya sangat bangga memiliki surat perintah yang dikeluarkan bersama dengan Min Ko Naing. Tangkap saya jika Anda bisa," kata Ei Pencilo, kepada lebih dari 1,6 juta pengikutnya di Facebook.


Beberapa nama lainnya adalah orang-orang yang bekerja dengan Aung San Suu Kyi dalam Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).


Sementara itu, malam sebelumnya telah terjadi gelombang penangkapan di Myanmr. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik menyuarakan keprihatinan tentang gelombang penangkapan tersebut.


"Anggota keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang tuduhan, lokasi, atau kondisi orang yang mereka cintai. Ini bukan insiden yang terisolasi, dan penggerebekan malam hari menargetkan suara-suara yang tidak setuju," tulis sebuah pernyataan.




Source : https://www.cnbcindonesia.com/news/20210214090854-4-223160/makin-otoriter-militer-myanmar-buru-pemrotes-di-sosial-media

Popular Posts