Ramai Penipuan 'Cancel Order' di Twitter, Bagaimana Menyiasatinya?

 Ilustrasi penipuan online



Warganet baru-baru ini dihebohkan dengan kasus penipuan jualan makanan secara online. Salah satu kasusnya ketika seorang warganet mengaku ibunya ditipu saat dapat order makanan dalam jumlah besar dan mengalami kerugian. Dia kemudian menggunakan akun twitter-nya, @grumpysfd untuk menjual makanan itu.


"TWITTER PLEASE DO YOUR MAGIC Ibu ku habis ketipu sama orang dan bener2 rugi parah. Aku ga tau harus bantuin gimana selain lewat twitter. Ibu aku dapet orderan besar kue-kue ini tapi tiba-tiba yang order cancel gitu aja lalu nomor ibu di blokir"

Twit itu telah disukai lebih dari 32.200 kali dan dibagikan ulang lebih dari 22.400 kali.


Namun saat ini akun tersebut sudah dinonaktifkan. Pada 14 Februari, pemilik akun @virawny membongkar bahwa apa yang dikatakan akun @grumpysfd tidak benar.

Gambar-gambar makanan yang digunakan bukan miliknya, tapi diambil dari orang lain. Kemudian pada 15 Februari pemilik akun @millaaoktaviaa membongkar siapa penipu tersebut. Dia merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Sumatera.


Bagaimana agar tidak mudah tertipu saat membeli barang secara online? 


Pemerhati keamanan siber sekaligus staf Engagement and Learning Specialist di Engage Media, Yerry Niko Borang, menjelaskan jual beli lewat online memang berisiko. Akan tetapi hal itu bisa disiasati. Dia menjelaskan, sebaiknya pembeli menghubungi penjual lebih dulu. Jika perlu meminta call video atau foto lain atas barang yang ingin dibeli. "Memang riskan, tapi ya mesti pakai siasat kayak ada call video dan sebagainya," katanya kepada Kompas.com, Rabu (17/2/2021).


Yerry mengatakan internet memudahkan orang untuk menutup identitasnya, jadi satu-satunya cara adalah satu pihak yaitu penjual mesti lebih menjadi pihak yang membuka diri. Selain itu dia berpesan untuk jangan mudah mentransfer. Pastikan dulu semuanya sebelum transfer. "Karena ini titik yang paling rentan, saat uang telah berpindah tangan. Dan di atas segala-galanya ini masalah kepercayaan," kata Yerry.


Perlunya watermark

 Lalu jika melakukan jual beli dengan platform atau toko online, keamanan menjadi tanggung jawab pengelola platform. Yerry menjelaskan pengelola sebaiknya memastikan para penjual adalah asli dengan rutin memeriksa sistem KYC alias Know Your Customer atau melakukan verifikasi keaslian penjual di platform-nya. Kemudian bagi penjual yang menjual barang-barangnya lewat online, Yerry menjelaskan agar aman foto barangnya perlu diberi watermark.


"Saat ditaruh/upload di sosmed atau di platform, ditaruh di tengah supaya tidak di-crop," tuturnya. Watermark bisa diperoleh dari fasilitas watermark di aplikasi edit foto. Itu bisa berupa nama inisial bahkan tanggal, agar sah. "Fungsinya agar saat foto dicuri akan sulit karena telah dibubuhkan watermark," imbuhnya.



Source : https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/17/123200865/ramai-penipuan-cancel-order-di-twitter-bagaimana-menyiasatinya-?

Popular Posts