GANDENG UNIVERSITAS CIPUTRA, PEMKOT SURABAYA BERTEKAD DIGITALISASI UMKM




  Pemerintah Kota Surabaya bersama Universitas Ciputra (UC) menggelar diskusi publik bertajuk 'Membangun Kemampuan Digital UMK yang Berdaya Saing dan Inklusif di Daerah' acara yang juga dihadiri beberapa pelaku UMKM ini digelar di ruang theater (A713) UC Main Building Lantai 7, Rabu (07/02/2024).

Koordinator Studi UC, Aria Ganna Henryanto mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama pihaknya untuk eksplorasi networking dalam memajukan UMKM di Surabaya lewat digitalisasi.

"Kami bekerja sama selain dengan Pemkot juga CSIS dan Tokopedia, yang kami kerjakan untuk melakukan studi untuk kepentingan ketiganya dalam memetakan UMKM di Surabaya kemampuan digitalnya seperti apa," katanya.

Pemkot Surabaya sendiri sudah menetapkan target mendorong 30 juta UMKM untuk go digital pada tahun 2024. Ini didasari dengan kontribusi UMKM sekitar 61,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja nasional pada 2023 lalu.

Hal itu sangat disayangkan oleh Aria, menurutnya saat ini pemberdayaan teknologi digital masih tertinggal dari perkembangan dan peningkatan akses teknologi. Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2022 menunjukkan, pemanfaatan produktif teknologi digital masih rendah, bahkan di daerah dengan infrastruktur atau literasi digital yang baik.

"Audiensi hari ini tidak hanya mahasiswa, tetapi UMKM juga. Kami menyampaikan temuan kami, PR nya banyak. Mereka (UMKM) punya orientasi offline base, ketika pandemi mereka mulai beradaptasi tapi ketika sudah normal kembali lagi," tambahnya.

Aria menegaskan, untuk melakukan digitalisasi terhadap UMKM diperlukan mindset yang tak pernah puas. Mereka memang dituntut untuk kreatif. Sehingga, pelaku UMKM ini harus selalu diberi pendampingan untuk terus tumbuh dalam dunia digital.

"Seharusnya never ending learning kalau online itu. Kalau mindsetnya cepat puas, ya enggak bisa. Culture di Surabaya lebih suka ke mal cangkruk, melakukan penetrasi di online itu kurang nyaman. Itu tidak bisa dibiarkan, kami create diskusi publik untuk melakukan pelatihan kepada mereka," tegasnya.

Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Dinkopdag Kota Surabaya, Farida Fitrianing Arum menambahkan, Pemkot Surabaya telah bertekad melakukan pendampingan terus menerus terhadap pelaku UMKM.

"Kami di setiap kecamatan punya pendamping. Mereka yang dekat dengan teman-teman UMKM butuhnya apa? Kami sampaikan keluhannya. Kenapa gak tertarik sama online? Pendampingan itu kami juga kasih inside bahwa jangan cepat puas," tambahnya.

Data yang dihimpun Dinkopdag Surabaya, kurang lebih 106 ribu UMKM di Surabaya. Dari data tersebut masih banyak yang memasarkan produknya secara offline.

"Kami sudah melakukan pendampingan sampai turun ke lapangan, bahkan sampai ke rumahnya. UMKM di Surabaya dinamis, bukan hanya produksi barang dan Industri rumah tangga, toko kelontong dan PKL (Pedagang Kaki Lima) itu kategori usaha mikro," paparnya.

Sehingga, pihaknya merasa perlu menggandeng mahasiswa yang dirasa memiliki pemikiran update untuk kolaborasi dan sinergi untuk memecahkan persoalan tersebut.

"Kami butuh teman- teman kampus memberikan inside baru, kami sandingkan dengan pemerintah dan jalan pendampingan karena mahasiswa punya pemikiran yang jauh lebih update," pungkasnya.


https://mili.id/baca-7854-gandeng-universitas-ciputra-pemkot-surabaya-bertekad-digitalisasi-umkm

Popular Posts