Hati-hati, Media Sosial Bisa Munculkan Sifat Materialisme Menurut Studi




 Siapa yang tidak punya media sosial? Saat ini, hampir 4,8 miliar orang yang menggunakan media sosial. Menurut The University of Maine, jumlah itu mewakili 59,9% penduduk Bumi.

Scrolling media sosial memang mengasyikkan. Kamu bisa berinteraksi dengan teman bahkan artis ternama.

Tapi tahukah kamu, media sosial juga menjadi tempat yang memudahkan seseorang untuk membandingkan dirinya dengan orang lain?

Pakaian, mobil, perjalanan, pengikut atau followers di media sosial, bisa memengaruhi orang yang berpikiran materialistis untuk selalu menginginkan lebih dari orang lain. Media sosial memberi mereka peluang ideal untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain, yang membuat mereka rentan terhadap perilaku pengguna yang pasif dan membuat ketagihan.

Hal ini membuat mereka stres dan pada akhirnya, menyebabkan rendahnya kepuasan hidup. Fenomena ini mengubah orang-orang materialis menjadi orang-orang yang kurang bahagia seperti penelitian dari Bochum, Jerman, dalam survei online terhadap lebih dari 1.200 peserta. Sebagai informasi, materialisme merupakan kecenderungan untuk menghargai materi secara berlebihan dan menjadikannya tolak ukur kesuksesan menurut Universitas Islam Indonesia (UII).

Para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Phillip Ozimek dari Fakultas Psikologi Universitas Ruhr Bochum, Jerman, merekrut 1.230 orang untuk survei online mereka. Untuk berpartisipasi, responden harus menggunakan setidaknya satu media sosial minimal sekali seminggu. Rata-rata, para peserta menyatakan bahwa mereka menghabiskan lebih dari dua jam sehari di media sosial.

Tim peneliti menggunakan enam kuesioner berbeda untuk mengetahui sejauh mana partisipan memiliki sikap materialistis dan cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain. Apakah mereka lebih aktif atau pasif menggunakan media sosial, apakah mereka kecanduan media sosial, dan seberapa stres dan seberapa puas mereka dengan hidup mereka.

Semakin Materialis Semakin Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Data menunjukkan bahwa pendekatan materialistis yang lebih kuat sejalan dengan kecenderungan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Perbandingan ini sangat mudah dilakukan di media sosial, terutama melalui penggunaan pasif, yaitu dengan melihat konten yang diposting oleh pengguna lain. Materialisme dan penggunaan pasif juga dikaitkan dengan penggunaan media sosial yang membuat ketagihan.

"Yang kami maksud dengan ini, misalnya, pengguna terus-menerus memikirkan saluran masing-masing dan takut kehilangan sesuatu jika tidak online," jelas Phillip Ozimek dalam News Medical dikutip Jumat (26/1/2024).

Hal ini pada akhirnya menyebabkan gejala kesehatan mental yang lebih buruk, misalnya stres. Mata rantai terakhir dalam rangkaian ini adalah berkurangnya kepuasan hidup.

"Media sosial adalah salah satu dari enam batu loncatan menuju ketidakbahagiaan," ungkapnya.

Media Sosial Melahirkan Orang Materialis

para materialis, karena platform tersebut merupakan cara untuk memenuhi banyak kebutuhan materialistis.

"Merupakan ide bagus untuk menyadari jumlah waktu yang anda habiskan di media sosial dan menguranginya," saran Ozimek.


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7170488/hati-hati-media-sosial-bisa-munculkan-sifat-materialisme-menurut-studi

Popular Posts