Pandemi Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Media Sosial untuk UMKM


 Selama dua tahun terakhir, Indonesia dibayangi pandemi COVID-19 yang memaksa masyarakatnya untuk beradaptasi sebaik mungkin agar tetap mampu mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Contohnya adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah alias UMKM yang mayoritas terbiasa menjual produknya secara konvensional alias luring. Namun dengan kebijakan ketat yang dulu sempat diterapkan pemerintah maka proses pemasaran produknya pun tentu mengalami hambatan. Dari sinilah para pelaku UMKM mulai menyadari proses digitalisasi dan memanfaatkan lapak jual-beli online via media sosial untuk menjangkau konsumen-konsumen baru.


Pembahasan mengenai meningkatnya pemanfaatan media sosial oleh para pelaku usaha UMKM ini diutarakan dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana untuk Meningkatkan UMKM Pada Masa Pandemi pada 12 April 2022. Di mana anggota Komisi 1 DPR RI Bambang Kristiono tak memungkiri bahwa pandemi menjadi masa paceklik bagi para pengusaha UMKM. Mereka harus betul-betul gigih dalam perjuangan untuk mempertahankan bisnis mereka di kondisi yang serba sulit tersebut.

Dari perjuangan inilah agenda digitalisasi UMKM pemerintah dan dorongan untuk terus memasarkan produknya, membuat UMKM mengalihkan lapak konvensional mereka dari luring ke daring. Tentu saja menurut politikus Partai Gerindra, terdapat tantangan tersendiri yang muncul dalam proses peralihan ini, khususnya dari sisi kepercayaan UMKM terhadap media sosial dan e-commerce.

“Oleh karena itu, para pelaku UMKM membutuhkan cara baru agar tidak memerlukan proses tatap muka secara langsung dengan pelanggan. Sehingga UMKM harus menggunakan teknik pemasaran digital melalui e-commerce atau media sosial. Pada awalnya berjualan di e-commerce tentu saja membuat khawatir para pelaku UMKM karena ketidakpastian pembeli. Namun, ternyata e-commerce memiliki peluang lebih besar untuk maju karena bisa menjangkau customer dari kalangan manapun,” tutur Bambang dalam webinar tersebut (12/4/2022).

Seperti yang pernah diwartakan sebelumnya, Bambang juga mengutarakan bahwa pemanfaatan media sosial dan e-commerce untuk memasarkan produknya bersifat menekan biaya pemasaran mereka bila dibandingkan berjualan secara konvensional. Apalagi pelaku usaha UMKM bisa berinovasi untuk mengembangkan produknya sehingga lebih banyak lagi menarik perhatian calon konsumen di mana pun mereka berada.

Hal senada disampaikan Dosen Ilmu Komunikasi Reja Dalimunthe yang mendorong agar pelaku usaha UMKM lainnya mengikuti jejak rekan-rekannya yang sudah memanfaatkan media sosial sebagai ranah jual-beli produknya. Dengan tips yang ia tekankan adalah jangan melawan perubahan serta agenda digitalisasi yang memang digaungkan pemerintah untuk pengusaha UMKM.

“Dalam menyikapi internet sebagai bagian dari tumpuan perekonomian kita secara individu, kita hendaknya tidak melawan perubahan, tetapi berdamai dengan perubahan. Tidak ada rahasia khusus bagaimana caranya setiap usaha mesti menghadapi perubahan. Intinya jangan menentang, namun berdamailah dengan perubahan. Hadirnya aplikasi membuat teknologi seakan menyerang yang tak punya aksi,” tambah Reja.

Popular Posts