Semakin Mudah! Sosial Media Memudahkan UMKM Menjual Busana Muslim hingga Meningkatkan Keuntungan Pasca Pandemi

dokpri

Bandung, Brand Busana Muslim Raia banjir pesanan di bulan Ramadhan pasca pandemi, angka peningkatan penjualan ini hingga 30% dari bulan sebelum nya dan 25% dari tahun lalu, tentu ini adalah hal positif yang patut di syukuri pelaku UMKM karena pasca pandemi ini daya beli masyarakat mengalami peningkatan(15/04/2022). Dimana pada beberapa waktu yang lalu masyarakat fokus pada kebutuhan primer, dengan turunnya kasus covid, beberapa sektor roda ekonomi Kembali berputar dan terjadi domino ke sektor - sektor lainnya.

Selain faktor eksternal dari masyarakat, faktor internal pun ikut andil dalam peningkatan penjualan ini, salah satu brand UMKM fashion muslim RAIA gencar melakukan aktivasi digital seperti media sosial melalui beberapa platform yang sedang di gandrungi masyarakat saat ini, seperti Instagram, TikTok, Facebook.

"Peningkatan Fashion muslim saat bulan ramadhan tentu banyak faktor, salah satu di antaranya adalah promo dan aktivasi sosial media yang di lakukan oleh sebuah brand, adapun faktor lain diantaranya adalah kultur di Indonesia " tutur manajer marketing RAIA Fashion dan Mimamim, Hezron Sembiring.

RAIA sangat memanfaatkan kedua faktor tersebut, dengan di Analisa nya faktor internal dan eksternal RAIA dapat menciptakan strategi yang dapat meningkatkan keuntungan penjualan busana muslim.

Bulan Ramadhan selalu menjadi waktu yang tepat untuk melancarkan aktivasi promo, produk baru, campaign baru, sehingga tak heran banyak brand busana yang memiliki penjualan tinggi di bulan Ramadhan, Adapun faktor eksternal lain selain reda nya pandemi, yaitu kultur masyarakat Indonesia.

Seperti yang dituturkan Manajer Marketing RAIA tadi, yaitu kultur budaya Indonesia yang biasanya saat perayaan hari besar masyarakat cendrung konsumtif untuk membeli seusatu yang baru, seperti contohnya baju lebaran atau biasa disebut baju beduk.

"Aktivasi sosial media tersebut bertujuan untuk meningkatkan interaksi antara audiens dengan brand, sehingga efek yang terjadi ialah jangka panjang, dan tentu akan meningkatkan penjualan di kemudian hari." kata Hezron Sembiring selaku manajer marketing.

Sementara itu strategi sederhana yang digunakan RAIA adalah membuat suatu produk di display dengan harga miring di beberapa platform, bertujuan untuk menarik trafik calon pelanggan, jika produk tersebut habis trafik tersebut biasanya akan mencari produk lain, dan terjadilah penjualan, sebagai advertiser dan manajer marketing, Hezron Sembiring akan melakukan retargeting terhadap trafik tersebut, atau mengiklankan jenis produk ke audiens yang mungkin menyukai RAIA dengan berdasar dari database trafik yang datang.

"Aktivasi campaign sales dan promo kami lakukan saat stok di gudang berlebih, untuk strateginya sendiri, biasanya kita menggunakan metode pancingan, yaitu membuat 1 artikel dengan harga miring sebagai pemancing trafik di suatu platform, biasanya jika artikel tersebut habis, pembeli akan melakukan windows shopping di platform tersebut sehingga membeli barang lainnya." ujar Hezron Sembiring.

Adapun target market dari RAIA adalah wanita berusia 25 - 35 thn, dimana hal tersebut merupakan keuntungan, usia tersebut masuk kedalam usia millenial yang memiliki daya beli yang cukup tinggi menurut Lembaga riset Snapcart Januari 2018. Dari berbagai macam faktor yang menguntungkan ini, RAIA selaku UMKM cukup berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Hal ini tentu patut di contoh para pelaku UMKM untuk lebih jeli dalam menganalisa peluang yang ada terutama di era disrupsi digital sekarang semuanya menjadi serba mudah dan terakselerasi tinggal bagaimana para pelaku UMKM membaca peluang itu dengan baik.

Sumber : https://www.kompasiana.com/salmanmisbah4767/62613f4fef62f646e8796bb5/semakin-mudah-sosial-media-memudahkan-umkm-menjual-busana-muslim-hingga-meningkatkan-keuntungan-pasca-pandemi

Kreator: Salman Misbah

Popular Posts