Selama Pandemi, Omzet Pedagang di Pasar Tradisional Drop 50 Persen

 ILUSTRASI. Pedagang saat menata cabai rawit merah dan cabai keriting di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (23/2). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

Pandemi Covid-19 telah menyisakan dampak di berbagai sektor, tidak terkecuali bagi perdagangan di pasar tradisional. Bahkan, saat ini karena ada gejolak geopolitik, harga sejumlah bahan pokok mengakami peningkatan.

Selama pandemi berlangsung, omzet pedagang di pasar tradisional turun hingga 50 persen yang terindikasi terjadi di 285 kabupaten dan kota Indonesia. Dampak tersebut sangat disayangkan, mengingat pasar tradisional merupakan potensi besar untuk menopang perekonomian Indonesia.

Potensi pasar tradisional tecermin dari besarnya jumlah pelaku pasar tradisional di Indonesia sebesar 3,6 juta, dengan sekitar 60-70 persen transaksi perdagangan retail terjadi di pasar tradisional. Bahkan, potensi transaksi di pasar tradisional dapat berkontribusi hingga 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Menyikapi hal ini, PT Solusi Pintap Indonesia (Pintap), perusahaan berbasis layanan data dan produk B2B (business to business) turut serta mendorong pasar tradisional untuk bertransformasi secara digital. Hal itu diungkapkan Founder & Director Pintap Yunosuke Shigesato.

“Potensi besar ini dapat dimanfaatkan ke depannya dan salah satunya adalah melalui peran digitalisasi pasar tradisional. Digitalisasi pasar tradisional akan sangat berperan dalam hal transaksi dan pembayaran serta dibutuhkan peran swasta dalam mewujudkannya,” jelas dia dikutip, Selasa (19/4).

Dalam hal digitalisasi pasar tradisional, Pintap berupaya untuk selalu mewujudkan jaringan di pasar tradisional menjadi data dan aksi nyata. Apalagi Pintap memiliki platform sendiri di sisi pasar tradisional sehingga dimungkinan untuk memperoleh data primer dalam hal transaksi dan atribusi.

“Kami memandang bahwa tantangan di ekosistem pasar tradisional adalah bagaimana menciptakan infrastruktur atau jalur untuk memonetisasi berbagai peluang dari hulu (klien) untuk disalurkan ke pelaku ekonomi kecil di berbagai daerah yang menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan beragam di Indonesia,” imbuhnya.

Platform ini juga menghubungkan dan menyediakan lebih banyak peluang antara klien dengan lebih dari 10.000, 5 komunitas, dan atau pelaku pasar tradisional di Indonesia, seperti warung, grosir, penjual lapangan, freelance motoris, dan komunitas ibu-ibu.

Sumber : https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/19/04/2022/selama-pandemi-omzet-pedagang-di-pasar-tradisional-drop-50-persen/

Popular Posts