E-Commerce Sosial Media dalam Mencetak Pundi-pundi Uang di Era Covid-19

 Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui bahwa kita sudah memasuki tahun ke-3 era COVID-19. Semakin lama semakin banyak bermunculan varian baru. Sifat virus corona tersebut mudah menginfeksi manusia dan mudah menyebar hampir keseluruh penjuru dunia. Oleh karena itu terjadilah wabah (pandemi) COVID-19 Seiring berjalannya waktu, virus corona mengalami mutasi gen. Mutasi gen merupakan perubahan gen secara spontan dan bersifat turun menurun dari partikel virus induk ke partikel virus anakannya. Kita mengetahui bahwa gen virus corona terusun atas rangkaian ribo nucleic acid (RNA), oleh karena itu virus corona digolongkan sebagai virus RNA (Parwanto, 2021).

 Disamping COVID-19 semakin terus berkembang dan bermutasi keadaan ekonomi diseluruh penjuru dunia pun terancam terutama di Indonesia. Sehingga mengakibatkan semakin melonjaknya hutang dan kebutuhan pokok dan terjadilah krisis ekonomi. Krisis ekonomi adalah keadaan dimana perekonomian di suatu negara mengalami penurunan secara drastis. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya hutang negara, laju inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat atau bahkan menurun. Krisis ekonomi memberikan dampak yang sangat besar baik dari pihak pemerintah sampai ke masyarakat. 

 Usaha besar maupun kecil mulai ikut menyusut bahkan sampai gulung tikar. Namun, tetap ada usaha yang tetap atau malah makin berkembang. Mereka kebanyakan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan kemajuan zaman. Salah satu kemajuan teknologi yang digunakan yaitu sosial media. Sudah banyak perusahaan teknologi pengembangan software yang menciptakan inovasinya baik di bidang pendidikan, ekonomi, pemerintahan, dan kesehatan. Dibidang ekonomi sendiri sudah terdapat banyak sekali platform yang mempermudah para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.


PEMBAHASAN

 Dengan adanya kemajuan teknologi dibidang ekonomi membuat pelaku usaha mikro menjadi gagal gulung tikar. Gimana tidak, mereka semakin dipermudah dengan adanya layanan e-commerce seperti Shopee, Lazada, Toko Pedia dan masih banyak lagi. Berbagai fitur ditawarkan demi terciptanya kemudahan bagi para penjual. Seperti hanya bermodalkan kartu identitas seperti KTP para pelaku usaha mikro baik menengah sampei atas bisa langsung memiliki took sendiri. Fitur lain yang ditawarkan pada setiap platform e-commerce ialah menjadi penjual atau reseller dengan syarat dan ketentuan yang terbilang mudah. Sehingga siapapun bisa saja menjadi seorang penjual. Selain fitur yang ditwarkan bagi para penjual yaitu pemilik took, pelaku konsumtif atau pembeli juga memiliki banyak keuntungan. Yaitu dengan mudahnya menemukan berbagai produk hanya dengan memasukkan kata kunci di kolom pencarian. Tidak hanya itu, terdapat banyak sekali diskon dan cashback yang akan diperoleh pembeli. Diskon dan cashback pun beragam totalnya. Bagaimana tidak menggiurkan bagi kedua belah pihak?.

 Namun, dengan semakin mudah dan semakin cepatnya proses transaksi terjadi maka semakin banyak juga hal negative seperti kecurangan dan kejahatan terjadi. Maka dari itu diperlukanya etika dalam bertransaksi. Namun, tidak hanya saat bertransaksi Antara penjual dan pembeli saja etika ini pun seharusnya juga diterapkan oleh seluruh orang yang bermain sosial media.

Etika Jualan Online

1. Selalu Bersikap Ramah Kepada Pembeli

Saat berjualan online akan menemukan tipe karakter konsumen yang pastinya berbeda-beda. Oleh sebab itu, harus selalu bersikap ramah kepada konsumen untuk mendapatkan kesan pertama yang baik. Tidak hanya kesan pertama, mempertahankan image sebagai toko online yang baik dan ramah harus selalu dipertahankan karena keramahan adalah salah satu hal yang dapat membuat pembeli kembali lagi untuk membeli.

2. Membalas Semua Pertanyaan yang Diajukan Pembeli

Terkadang konsumen online akan lebih sering bertanya untuk memastikan barang yang akan dia beli memiliki kualitas yang bagus atau tidak. sebagai penjual harus membalas semua pertanyaan yang diajukan oleh konsumen agar mereka merasa lebih yakin dengan produk yang dijual. Dengan begitu, mereka tidak akan ragu untuk lagi untuk membeli di tokomu.

3. Selalu Menyapa dengan Panggilan yang Sopan

Untuk awal yang baik saat dimulainya komunikasi biasakan untuk memanggil konsumen dengan panggilan bapak atau Ibu. Tetapi tergantung juga dari target konsumenmu, panggilan bisa berdasarkan dari usia dan gender. Sebagai komunikasi awal kamu harus memanggil mereka dengan sebutan yang sopan sehingga konsumen merasa lebih dihormati.

4. Tidak Menyalahgunakan Data Pembeli


Dalam proses jual beli online, konsumen otomatis akan memberikan alamat atau nomor telepon secara lengkap karena data tersebut diperlukan untuk transaksi dan pengiriman barang yang telah dipesan. Walaupun kamu telah mengetahui data yang bersifat pribadi itu, kamu tidak berhak untuk menggunakannya diluar kepentingan transaksi. Itu karena privasi konsumen harus selalu dijaga secara rahasia.

5. Jujur dalam Menuliskan Deskripsi Barang

Kejujuran merupakan hal yang penting dalam memulai usaha apapun. Jika kamu tidak jujur sudah pasti usaha kamu tidak akan maju. Salah satu kejujuran yang harus diperhatikan adalah saat kamu menaruh deskripsi penjelasan seputar barang yang kamu jual. Kamu harus memberikan penjelasan yang benar tentang produk. Jika sampai kamu memberikan keterangan palsu, maka konsumen tidak akan percaya pada tokomu. 

6. Packing Barang dengan Rapi

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "E-Commerce Sosial Media dalam Mencetak Pundi-pundi Uang di Era Covid-19", Klik untuk baca:

Sebagai penutup atau balasan terima kasih kepada konsumen karena telah membeli barang jualan, jangan lupa untuk membungkus barang dengan rapi dan baik agar barang sampai ditujuan dengan selamat dan hal itu menambah kesan baik usahamu di mata konsumen.

Bersikap baik tentu saja tidak hanya dilakukan saat kamu memiliki usaha, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah kalau etika adalah kesan awal orang lain melihat karakter pribadimu. Terutama dalam berusaha online, etika merupakan hal yang penting karena kamu tidak akan bertemu langsung dengan konsumen.

Dengan teknologi yang semakin maju, kegiatan jual dan beli jadi serba online. Saat ini, kita tak perlu susah payah lagi dan menghabiskan banyak tenaga untuk mencari barang yang kita inginkan. Cukup dengan scroll dan searching, kita akan mendapatkan barang yang diinginkan.

Berbelanja online juga memiliki risiko tersendiri. Jika kamu pembeli, maka kemungkinan paling pahit yang bisa kamu dapatkan adalah tertipu. Jika kamu penjual, hal paling lazim yang ditemui ketika bertransaksi online adalah pembeli yang hit and run. Banyak bertanya, cerewet ketika tak dibalas, dan hilang ketika ditanya kepastian, sudah pasti jadi makananmu ketika berjualan online. Maka dari itu pembeli juga harus memahami etika belanja online.

1. Sabar

Tak hanya penjual yang harus sabar ketika meladeni pembeli. Agar kita dapat diladeni dengan sangat baik, kita juga harus sabar ketika belanja online. 

2. Jangan langsung menghilang

Jika ingin sekedar bertanya kepada penjual tentang barang yang mereka jual, lebih baik jujur dari awal. Jangan sampai memang terkesan berniat membeli barang tersebut, dan ketika mengurungkan niat itu, langsung saja menghilang.  Atau jika memang awalnya ingin membeli, tapi di tengah jalan tiba-tiba niatmu untuk membeli hilang, lebih baik jujur sehingga tidak memberikan harapan palsu kepada penjual tersebut. 

3. Jangan cerewet

Menanyakan tentang kepastian barang sudah pasti diperbolehkan, namun jangan sampai terlalu cerewet kepada penjual. 

4. Ucapkan terimakasih

Mungkin terkesan sepele dan sederhana, tapi dengan begini akan memberikan sedikit apresiasi yang mungkin berarti buat penjual. Biasakan setiap chat ucapkan terimakasih, sehingga admin yang berinteraksi dan juga merasa senang. 

5. Kasih testimoni

Jika barang sudah sampai dengan selamat, jangan lupa beri testimoni kepada penjual. Ini akan sangat berarti buat mereka, mengingat bisnis online ini berdasarkan dari kepercayaan yang dipupuk dan dijaga 

SIMPULAN

 Di dunia ini, kita sangat bisa mengakses jejaring media sosial, Berkomunikasi lewat facebook, membuat status di twitter, dan membuka diskusi online. Beretika dalam berkomunikasi di jejaring media sosial sangat dibutuhkan, mengingat ada hukum yang meingatkan pengguna media sosial bahwa berkomunikasi di sosial media berperilaku positif dan informatif sehingga pengguna-pengguna lainnya akan mendapat dampak positif juga. Dalam bermain sosial media kita harus mematuhi dan menghargai hak serta batasan. Maka dari itu muncullah istilah etika dalam bermain sosial media.demi terbentuknya ketentraman. Mungkin terlihat sederhana, tapi cara-cara atau etika di atas sangat penting untuk diperhatikan ketika ingin belanja online.

DAFTAR PUSTAKA

Alfarizi, I. (2019). Trend Jual Beli Online Melalui Situs Resmi Menurut Tinjauan Etika Bisnis Islam (Doctoral dissertation, IAIN BENGKULU).


Azizah, M., 2020. Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli Daring Di Toko Online Shopee. Humani (Hukum dan Masyarakat Madani), 10(1), pp.83-96. 

Parwanto, E. (2021). Bermutasi. Jurnal Biomedika, 4(2), 47--49. https://doi.org/10.1101/2020.12.30.20249034


Sumber : https://www.kompasiana.com/fricilianandaaulia4338/6215b367dd394376a4378532/e-commerce-sosial-media-dalam-mencetak-pundi-pundi-uang-di-era-covid-19?page=4&page_images=1

Kreator: Fricilia Nanda Aulia

Popular Posts