Strategi Moderasi Beragama dalam Lingkup Media Sosial di Era Milenial

 Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada zaman post-modern ini terdapat banyak manusia yang rela bertarung, berdebat, dan berselisih hanya demi pengakuan dan simbol semata. Rasanya, peran agama sebagai penuntun dan pedoman bagi kehidupan mulai dikesampingkan dan lebih parahnya dimanfaatkan untuk pribadi manusia itu sendiri. Di sisi lain, Pesatnya perkembangan teknologi menimbulkan arus informasi yang mengalir begitu deras sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan dan tujuan hidup manusia zaman ini.

Jika dahulu masyarakat Indonesia dikenal sebagai kelompok masyarakat yang memiliki sifat ramah tamah dan baik hati, di zaman sekarang akibat berkembang teknologi informasi dan media sosial, stereotip itu memiliki dua poros berbeda atau mungkin berubah menjadi kebalikannya, "kelompok masyarakat yang tingkat ketidaksopanannya tinggi di dunia maya". Hal ini tentu menjadi persoalan yang ironis dan dilematis.

Dalam mengatasi hal ini, penanaman pola pikir moderasi beragama merupakan salah satu solusi yang harus dilakukan. Mengapa demikian? Agama merupakan prinsip paling utama dalam pembentukan negara Indonesia. Lewat butir pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa", Indonesia mengakui bahwa Tuhan merupakan Entitas Tertinggi yang mengatur dan merajai alam ini. Sehingga, dengan memoderasikan pemikiran masyarakat beragama, maka ketahanan nilai-nilai ketimuran  dan nilai-nilai Nusantara tetap terjaga.

Perlu dicatat, moderasi beragama tidaklah sama dengan memoderasikan agama. Moderasi berislam tidaklah sama dengan memoderasikan islam. Hal ini dikarenakan Islam sendiri sejatinya sudah memiliki prinsip moderasi. Ditambah, objek yang dimoderasi bukanlah agama tetapi cara seseorang dalam beragama. Religiousity not Religion.

Dalam strategi Moderasi Beragama, terdapat empat domain penting yang harus ditanamkan juga kepada generasi milenial. Yakni: 1. Kebangsaan; 2. Toleransi Beragama; 3. Gerakan Nirkekerasan; 4. Budaya Lokal

Dilansir dari UNDP (United Nations Development Program), Lembaga di PBB yang mengurusi Human Development Index (Indeks pembangunan manusia) terkait harapan hidup, pendidikan dan pendapatan negara, bahwa dalam urutan negara-negara di dunia dengan indeks pembangunan manusia tertinggi tidak ada negara-negara islam yang masuk dalam peringkat 30 teratas. Uni Emirat Arab menempati posisi ke-31, diikuti Saudi Arabia di posisi 40, Bahrain ke-41, Qatar ke-45, dan Brunei Darussalam di urutan 47.


Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia menempati ranking 107 dengan kategori medium. Di atas Vietnam dan di bawah Mesir.

Data di atas menunjukkan bahwa negara-negara Islam masih belum bisa bersaing dengan negara barat baik dari angka harapan hidup, pendidikan, hingga pendapatan negaranya. Hal ini bisa terjadi karena masih banyak masyarakat memiliki pemahaman yang konservatif dan kurang moderat sehingga moderatisasi adalah suatu titik yang harus dicapai.

Akan tetapi, moderatisasi memiliki dua sisi koin yang berbeda akibatnya. Yakni "The Melting Pot" dan "The Salad". Pada The Melting Pot, salah satu contohnya adalah Amerika. Negara Amerik Serikat banyak didatangi oleh pendatang dari penjuru dunia, dan mereka menyambut hal itu. Akan tetapi, Meskipun mereka dari Cina, Afrika, Eropa, Timur Tengah, yang berpindah ke Amerika Serikat, maka identitas mereka akan tergantikan dan menjadi bagian dari Amerika. Kenapa demikian? Karena Amerika merupakan tanah para pendatang. Pribuminya semakin tersingkir dan terabaikan. Dari situlah, mereka memiliki program The Melting Pot yakni menjadikan Amerika Serikat sebagai Wadah dari berbagai manusia di penjuru dunia, yang dicampur menjadi satu sehingga identitas mereka berubah menjadi Amerika Serikat.

Dalam Konsep The Salad, analoginya adalah terdapat satu sajian yang terdiri dari berbagai unsur hidangan seperti salad, roti, daging, gandum hingga saus. Mereka terlihat dengan porsi yang cukup, dan menjadi satu hidangan tanpa menghilangkan unsur mereka. Hal ini yang terjadi dan memang sudah seharusnya terjadi di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan keragaman budaya, agama, dan suku bangsa yang beranekaragam. Dengan begitu banyaknya suku bangsa, tanpa menghilangkan identitasnya, semuanya dapat disatukan dalam nama Indonesia.

Sumber : https://www.kompasiana.com/jannatul34138/62161415870064625475a2a2/strategi-moderasi-beragama-dalam-lingkup-media-sosial-di-era-milenial

Kreator: Jannatul FirdausaAzzahra

Popular Posts