Tanda-tanda Anda Perlu Rehat dari Media Sosial, Jangan Sampai Kecanduan!

 Tanda-tanda Anda Perlu Rehat dari Media Sosial. Foto: Ilustrasi (E+/Mirror)

Merasa kecanduan media sosial -terus memantaunya setiap waktu. Misalnya, saat makan, kerja, bahkan saat bersama orang lain? Apalagi sampai memengaruhi kesehatan mental?

Itu salah satu tanda Anda mesti detoks media sosial atau memutuskan untuk membatasi diri berinteraksi melalui media sosial.

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan dinamis, pola komunikasi masyarakat pun ikut berubah. Media sosial telah menjadi salah satu bagian besar dalam perubahan tersebut.

Kini, mencari tahu kabar rekan atau sahabat lama tak lagi sulit-cukup lihat akun media sosialnya dan seketika Anda tahu kegiatannya.

Lebih jauh lagi, media sosial bertransformasi menjadi peluang bisnis, tempat mencari pekerjaan, hiburan, bahkan tempat seseorang mengaktualisasi diri.

Fungsi-fungsi media sosial yang disebutkan tadi membuat banyak orang sulit untuk tidak mengecek notifikasi media sosial yang masuk. Bahkan, tak sadar telah kecanduan.

Kecanduan di sini meliputi terus-terusan memantau media sosial; terus mengeceknya saat sedang bersama teman, pasangan, atau orang lain; hal pertama yang dicek setelah bangun tidur; atau sampai menganggap medial sosial lebih “nyata” dari kehidupan nyata.

Bila Anda mengalami tanda-tanda di atas, pertimbangkan untuk mulai membatasi diri berinteraksi melalui media sosial.

Media sosial tak dipungkiri bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental, seperti stres dan depresi bila tidak bisa mengendalikan diri secara baik.

Perlunya detoks media sosial
Batasi penggunaan media sosial, kapan diperlukan?
Detoks media sosial adalah sebuah upaya secara sadar untuk membatasi penggunaan media sosial selama periode waktu tertentu.

Mengapa langkah ini perlu dipertimbangkan?

Pertama, detoks media sosial bisa membantu menjaga kesehatan mental. Hubungan antara sosial media dengan kesehatan mental seseorang telah menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan banyak ahli sudah melakukannya.

Hasilnya menunjukkan, pengguna aktif media sosial rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa. Misalnya, cemas, kesepian, depresi, hingga gangguan fokus dan konsentrasi. Lebih banyak akun dan jenis media sosial yang dimiliki, lebih tinggi pula risiko mengalami gangguan psikis di atas.

Hal ini diyakini terjadi karena berjejaring di dunia maya dapat menumbuhkan perasaan harus available dalam 24 jam sehari. Ini untuk merespons pesan, memberi komentar, atau sekadar mengunggah konten di media sosial.

Perasaan tersebut lama-lama akan menjadi pemicu stres dan berpengaruh pada kondisi emosi dan mental seseorang.

Kedua, detoks media sosial bisa meningkatkan kualitas tidur. Berapa banyak di antara Anda yang cek media sosial sebelum tidur? Begadang karena kelamaan menjelajah akun media sosial gosip atau selebgram favorit?

Ya, salah satu dampak buruk penggunaan media sosial adalah gangguan tidur.

Banyak orang yang mengorbankan waktu tidurnya hanya untuk bermain media sosial. Padahal, tidur adalah kebutuhan tubuh dasar manusia. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai penyakit di kemudian hari.

Penelitian menunjukkan, gangguan tidur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas (kegemukan), dan penyakit metabolik lainnya. Satu lagi yang juga penting, detoks media sosial bisa mengoptimalkan produktivitas.

Sebuah penelitian menunjukkan, rata-rata 60 menit per hari dihabiskan untuk bermain media sosial. Waktu sebanyak itu sebetulnya bisa dialokasikan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan.

Manfaat Menutup Akun Media Sosial
Sekarang juga sedang banyak orang yang memutuskan untuk membatasi diri berinteraksi di media sosial.

Mereka berupaya untuk tidak membuka atau bahkan menutup akun media sosial mereka demi bisa hidup dengan tenang. Sekali lagi, media sosial memang bisa membuat seseorang depresi.

Saran dr. Alvin, lebih baik Anda menutup media sosial Anda jika sudah sangat mengintervensi Anda sampai ke tahap terganggu mental Anda.

“Jika memang sudah kecanduan media sosial, seperti terus melihat medsos, merasa resah ketika tidak membuka media sosial, dan mulai membandingkan hidup Anda dengan orang lain yang berujung pada keadaan murung atau depresi sepanjang hari, sepertinya perlu konsultasi ke dokter untuk melihat apakah ada tanda-tanda gangguan depresi atau kecemasan akibat paparan media sosial,” jelas dr. Alvin.

“Semua itu bisa dilakukan jika Anda berhenti sejenak untuk melihat media sosial. Kapan dan apa pemicu sampai Anda harus menutup media sosial memang belum jelas, tapi jika sudah sampai membuat Anda stres lebih baik tutup dan konsultasi dengan psikiter,” saran dr. Alvin.

Memiliki akun media sosial memang ada keasyikan tersendiri. Namun jika media sosial sudah tidak bermanfaat bagi Anda, lebih baik tutup, apalagi jika sudah memengaruhi mental.

Berikut manfaatnya bagi kesehatan mental Anda:
1. Membantu Anda tetap fokus pada tujuan
Anda Melangkah menjauh dari media sosial memastikan Anda bisa mencapai tujuan Anda. Ini berarti tidak ada energi yang terbuang untuk memikirkan komentar orang lain dan keberhasilan orang lain.

2. Membantu Anda mendapatkan kembali waktu Anda
Media sosial sangat menyita waktu dan perhatian Anda. Coba bayangkan, jika Anda tidak main media sosial, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan.

Anda bisa berolahraga, main bersama anak, sampai akhirnya itu membantu jiwa Anda lebih sehat.

3. Membantu Anda terhubung kembali
Saat Anda memutuskan untuk tidak lagi aktif menggunakan media sosial, Anda bisa benar-benar hidup di dunia nyata. Gunakan waktu ini untuk menyambung kembali dan memutakhirkan hubungan media sosial ke interaksi di kehidupan nyata.

Anda bisa rencanakan makan malam dengan teman yang sebelumnya mungkin hanya bisa Anda temui di media sosial.

Mengalihkan perhatian dari media sosial sama saja seperti menghabiskan satu hari untuk mengisi ulang energi Anda di museum, nongkrong bersama teman, atau menonton film dengan orang terkasih.

Media sosial memang bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi jika dimanfaatkan degan benar bisa membawa manfaat, tapi di sisi lain jika pengguna tidak bijak justru bisa memicu stres bahkan depresi.

Jika Anda malah resah dan stres ketika menggunakan media sosial karena ada beragam hal yang mengganggu kondisi psikis Anda, batasi jam penggunaannya. Jangan terlalu sering memakai media sosial.

Saran yang lebih ekstrem adalah matikan media sosial Anda untuk membuat hidup Anda lebih tenang, dan kesehatan mental lebih terjaga. (RVS/klikdokter/jpnn)

Sumber : https://www.radarbandung.id/2022/02/16/kenali-tanda-tanda-anda-perlu-rehat-dari-media-sosial/2/

Popular Posts