Menjaga Citra Partai Politik di Media Sosial

 Aksi teatrikal mengusir pengaruh jahat sebagai wujud simbol atas aksi aparat kepolisian yang represif terhadap warga Wadas digelar mahasiswa di depan Kantor Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kota Semarang (10/2/2022). Mereka mengkritik pemerintah dan kepolisian yang bertidak sewenang-wenang dalam menangani persoalan penolakan warga terhadap penambangan.

Teknologi komunikasi yang semakin canggih membuat interaksi publik dengan partai politik semakin intens. Medsos menawarkan manfaat bagi parpol untuk melakukan komunikasi politik ke publik, sebaliknya publik juga dapat memberikan saran atau kritik kepada parpol melalui medium medsos.

Munculnya interaksi publik dengan parpol di medsos terlihat dari topik percakapan dan volume interaksi warganet. Hasil pencarian dan percakapan pada 13-20 Februari 2022 menemukan interaksi warganet dengan beberapa parpol. Dua parpol yang mendapat interaksi tinggi dari warganet dalam satu pekan terakhir adalah PDI-P dan Partai Gerindra.

Berdasarkan pantauan melalui aplikasi Talkwalker, terdapat 35,2 ribu perbincangan warganet dari berbagai platform medsos terkait PDI-P. Perbincangan tersebut telah menghasilkan 171,1 ribu interaksi dari pengguna medsos. Sedangkan pencarian dan percakapan warganet seputar Partai Gerindra tercatat ada 16,5 ribu dengan 45,6 ribu interaksi.

Di luar kedua parpol tersebut, muncul 12,2 ribu hasil pencarian dan percakapan tentang PKB dengan 40,2 ribu interaksi warganet, kemudian Partai Demokrat muncul dengan 5,9 ribu result dengan 14 ribu engagement, serta Partai Golkar sebanyak 4,9 ribu hasil pencarian dengan 10,7 ribu interaksi.

Dari dua parpol teratas yang mendapat interaksi tinggi warganet, puncak percakapan tentang PDI-P terjadi pada 13 Februari dan 14 Februari 2022. Sedangkan peak perbincangan seputar Partai Gerindra muncul pada 15 Februari 2022. Dari pengamatan percakapan utama tentang Partai Gerindra, konten yang banyak mendapat interaksi warganet adalah seputar isu pelanggaran HAM di konflik Wadas dan hasil survei SMRC tentang tingginya elektablitas Partai Gerindra di Jawa Barat.

Hampir sama dengan Partai Gerindra, konten terkait konflik Wadas yang terjadi di Purworejo juga muncul dalam pencarian dan percakapan warganet terkait PDI-P. Selain itu konten tentang kelangkaan minyak goreng juga muncul dalam topik percakapan utama terkait PDI-P.

Munculnya konten yang tidak memiliki kaitan langsung dengan program kerja PDI-P ini menarik untuk ditelusuri baik dari aspek muatan topik dan wacana yang berkembang di belakangnya. Elaborasi ini berguna untuk melihat sejauh mana kebijakan pemerintah memiliki dampak terhadap parpol pengusung utama pemerintahan tersebut.

Pencermatan pertama adalah dari aspek muatan konten. Hasil pantauan pencarian dan percakapan warganet memperlihatkan kedua topik tersebut mendominasi tiga top conversation tentang PDI-P. Dua engagement terbesar membentuk percakapan tentang konflik Wadas, sedangkan satu interaksi lainnya tentang isu stok dan harga minyak goreng.

Sedikit kilas balik, kasus Wadas berawal dari bentrokan antara warga dengan aparat Polri di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada 8 Februari 2022 lalu. Bentrokan diawali oleh tindakan represif yang dilakukan aparat Polri kepada warga yang menghadang pengukuran tanah.

Sedangkan kasus kelangkaan minyak goreng berawal dari kenaikan harga minyak goreng akibat naiknya harga CPO dunia. Naiknya harga sejak akhir November 2021 lalu membuat stok dan mahalnya minyak goreng masih terjadi hingga saat ini. Kedua problem ini kemudian menjadi semacam isu panas dengan sasaran kritik kepada sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab terhadap kasus tersebut.

Pencermatan pertama adalah dari aspek muatan konten. Hasil pantauan pencarian dan percakapan warganet memperlihatkan kedua topik tersebut mendominasi tiga top conversation tentang PDI-P. Dua engagement terbesar membentuk percakapan tentang konflik Wadas, sedangkan satu interaksi lainnya tentang isu stok dan harga minyak goreng.

Sedikit kilas balik, kasus Wadas berawal dari bentrokan antara warga dengan aparat Polri di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada 8 Februari 2022 lalu. Bentrokan diawali oleh tindakan represif yang dilakukan aparat Polri kepada warga yang menghadang pengukuran tanah.

Sedangkan kasus kelangkaan minyak goreng berawal dari kenaikan harga minyak goreng akibat naiknya harga CPO dunia. Naiknya harga sejak akhir November 2021 lalu membuat stok dan mahalnya minyak goreng masih terjadi hingga saat ini. Kedua problem ini kemudian menjadi semacam isu panas dengan sasaran kritik kepada sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab terhadap kasus tersebut.

Salah satu akun berpengaruh yang mengangkat topik konflik Wadas adalah Twitter Oposisi Cerdas. Konten yang mempertanyakan mengapa PDI-P diam saja saat warga Wadas ditindas pemerintah ini diunggah pada 16 Februari 2022 dan sudah mendapatkan 2,3 engagement berupa retwet dan Twitter likes.

Sorotan serupa juga muncul di konten kelangkaan minyak goreng. Lagi-lagi kepedulian PDI-P dipertanyakan dalam gejolak stok dan harga minyak goreng yang sudah berlangsung tiga bulan terakhir ini. Sorotan ini berawal dari cuitan di Twitter yang membagikan informasi bahwa PDI-P Kota Medan membagikan 10 ton minyak goreng yang lagi langka di pasaran.

Baca juga: Minyak Goreng Langka, Warga Beli Minyak Pakai KTP

Konten yang diunggah pada 14 Februari 2022 tersebut mendapat 8,5 ribu interaksi warganet dan menjadi percakapan terbanyak ketiga di media sosial. Percakapan yang muncul menyoroti kemampuan PDI-P membagikan minyak goreng dalam jumlah banyak di tengah stok yang langka.

Uniknya, baik konten minyak goreng maupun konflik Wadas kemudian lebih banyak bergeser ke konten politik. Kedua topik konten sama-sama menyoroti adanya jarak PDI-P terhadap kesulitan yang sedang dihadapi rakyat kecil. Secara khusus, dalam isu Wadas muncul pula konten lain yang menyoroti potensi dampak konflik bagi elektabilitas partai di Pemilu 2024 serta kritikan dari partai lain terhadap penyebab konflik Wadas.

Pergeseran kedua isu terutama konflik Wadas ke arah topik politik menjadi aspek kedua yang dapat dilihat dari munculnya interasi percakapan yang mengikutsertakan PDI-P. Wacana persaingan politik menjelang Pemilu 2024 tidak terhindarkan menjadi bagian dari konstruksi interaksi warganet di media sosial.

Paling tidak ada dua alasan yang dapat diuraikan untuk melihat nuansa persaingan politik ini, yaitu keberadaan PDI-P sebagai petahana Pemilu 2019 dan elektabilitasnya saat ini yang masih dominan. Data KPU menunjukkan posisi PDI-P sebagai pemenang pemilu legislatif 2019 dengan meraup 27.053.961 suara.

Di Jawa Tengah, PDI-P juga merajai perolehan suara dan berhasil mendapatkan 42 dari 120 kursi DPRD Jateng. Kesuksesan PDI-P ini berlanjut dengan menempatkan dua kadernya yaitu Joko Widodo yang memenangkan Pilpres dan Ganjar Pranowo yang unggul di Pilkada Gubernur Jateng.

Dominannya penguasaan PDI-P di lembaga eksekutif dan legislatif ternyata menimbulkan konsekuensi politik dari kebijakan yang diambil pemerintah. Melambungnya harga minyak goreng yang diikuti kelangkaan stok dinilai publik sebagai bagian dari tanggung jawab kader PDI-P di pemerintahan.

Tidak heran jika muncul sorotan yang bernada kritik saat PDI-P membagikan minyak goreng di kota Medan dengan kutipan “karena mereka (PDI-P) tahu di mana minyak goreng berada”. Demikian pula dengan konten konflik Wadas di Purworejo. Di konten konflik Wadas, konsekuensi politik itu muncul dalam percakapan teratas yang menyebutkan “bisakah konflik Wadas menghalangi Ganjar di 2024?”

Wacana politik lain di isu Wadas juga merembet ke persaingan antarparpol. Percakapan ini dipicu unggahan kader Partai Demokrat Andi Arief di Twitter pada 14 Februari 2022. Persaingan politik ini tidak dapat dilepaskan dari peta kekuatan lokal di tingkat Kabupaten Purworejo.

Melihat komposisi DPRD Kabupaten Purworejo, kekuatan politik di sana masih dominan dikuasai PDI-P yang memperoleh 10 kursi diikuti Partai Golkar (8 kursi) dan Partai Demokrat (6 kursi). Namun, dalam perebutan kursi bupati, koalisi Demokrat , Golkar, dan PKS lebih berjaya dengan memenangkan bupati petahana Agus Bastian di Pilkada 2020. Agus Bastian merupakan Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah

Menjaga citra

Fenomena tersebut menunjukkan isu persaingan politik menyongsong Pemilu 2024 menemukan medan persaingan baru yaitu pertarungan konten di media sosial. Dalam tataran komunikasi politik, media termasuk media sosial, dapat menjadi alat yang efektif dalam memengaruhi persepsi publik. Informasi yang beredar melalui platform media sosial dapat menggiring arah penilaian publik terhadap lembaga atau sosok.

Dalam konteks ini, sorotan terhadap konflik Wadas dan isu minyak goreng tidak dapat dilepaskan dari strategi memengaruhi opini publik terhadap PDI-P. Sebagai parpol petahana di Indonesia, Jateng, dan Purworejo, posisi PDI-P akan selalu rentan digoyang isu-isu yang bertujuan menggerus popularitas partai. Terlebih, hasil survei terbaru Kompas pada 17-30 Januari 2022 memperlihatkan elektabilitas PDI-P masih merupakan yang tertinggi dibandingkan parpol-parpol lainnya.

Sebagai parpol utama yang menopang pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, kredibilitas PDI-P tidak dapat dilepaskan dari berbagai kebijakan yang diambil pemerintah. Pada akhirnya, langkah pemerintah menangani konflik Wadas dan kelangkaan minyak goreng bukan hanya berdampak pada kinerja pemerintah semata, tetapi turut berdampak pada citra PDI-P di mata publik.

Berkaca dari temuan konten dan interaksinya di media sosial, respon partai politik perlu ditingkatkan untuk menjawab wacana dan kritik yang muncul dari warganet. Cara dan strategi parpol dalam merespons konten-konten negatif itu akan ikut menentukan arah penilaian publik.

Parpol juga perlu lebih antisipatif memantau konten yang menjadi kegelisahan warganet dengan menjawab melalui data dan fakta sehingga publik dapat memahami duduknya perkara. Terlepas dari kontestasi politik yang semakin menghangat menyongsong Pemilu 2024, jejaring medsos parpol perlu merespon berbagai isu negatif ini sebagai bagian dari strategi menjaga citra di benak publik. (LITBANG KOMPAS)

Sumber : https://www.kompas.id/baca/linimasa/2022/02/21/menjaga-citra-partai-politik-di-media-sosial

Popular Posts