Pencaplokan Saham Tokopedia oleh TikTok Jadi Peluang UMKM Genjot Digitalisasi




 Jakarta: Penguasaan 75 persen saham platform penjualan daring Tokopedia oleh TikTok belum lama ini dinilai memberikan peluang yang lebih besar bagi UMKM untuk meningkatkan omzetnya melalui akses pasar dan konsumen yang lebih luas di lokapasar (marketplace).

 
"Masuknya TikTok ke dalam Tokopedia, para pelaku UMKM yang semula berhenti berjualan karena ditutupnya tiktok shop selama dua bulan, kini dapat melanjutkan aktivitasnya kembali seperti semula. Hal tersebut juga membuka kesempatan yang lebih besar bagi UMKM Indonesia untuk terus melakukan transformasi digital demi meningkatkan omzetnya," kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran melalui siaran pers, Kamis, 11 Januari 2024.
 
Menurut www.goodstats.id, Tokopedia sudah merupakan platform lokapasar dengan penjualan daring terbesar kedua setelah Shopee di 2022 dengan nilai transaksi bruto mencapai USD18,17 miliar.
 
Masuknya TikTok yang juga memiliki jumlah pengguna yang sangat besar di Indonesia, baik sebagai pembeli maupun penjual, memungkinkan kemitraan baru untuk memaksimalkan basis pengguna yang lebih banyak untuk lebih meningkatkan penjualan.
 
Dalam siaran persnya pada pertengahan Desember 2023 lalu, TikTok mengatakan dengan penggabungan bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia, lebih dari 90 persen merchant-nya merupakan pelaku UMKM.
 
Tingginya animo partisipasi UMKM pada lokapasar memperlihatkan peran lokapasar dalam membantu memperluas jaringan bisnis dan memicu pertumbuhan UMKM dengan mempermudah interaksi dengan pelanggan secara daring.
 
UMKM juga dapat menggunakan lokapasar untuk meningkatkan ekspor dan memangkas biaya pemasaran. Lokapasar juga mempermudah administrasi dan manajemen transaksi sehingga UMKM dapat lebih fokus mengembangkan produk dan layanannya.

Baru 22 juta UMKM terdigitalisasi

 
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki pada Agustus 2023 mengakui, baru sebanyak 22 juta UMKM di Indonesia yang terkoneksi dengan digital. Empat bulan sebelumnya menteri yang sama memperkirakan terdapat 64,19 juta UMKM di Indonesia.
 
"Angka-angka tersebut menunjukkan baru sekitar 34 persen saja dari jumlah pelaku UMKM di Indonesia yang sudah menggunakan platform e-commerce. Rendahnya partisipasi UMKM dalam platform e-commerce disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambatnya," kata Hasran.
 
Survei Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada 2022 memperlihatkan sebanyak 40 persen UMKM yang belum terkoneksi mengaku memiliki akses terbatas ke teknologi, kemudian sebesar 30 persen mengaku kurang ada pemahaman tentang manfaat digitalisasi, dan sebanyak 30 persen mengaku mengalami keterbatasan sumber daya.
 
Padahal, apabila hambatan-hambatan ini dapat teratasi, pelaku UMKM dapat merasakan manfaat yang signifikan. Selain berpotensi mengalami peningkatan skala usaha, jika semakin banyak UMKM yang beralih ke platform digital maka semakin luas jangkauan pasar mereka, operasi menjadi lebih efisiensi, dan interaksi dengan pemangku kepentingan bisnis menjadi lebih luas.

Popular Posts