Transformasi Digital Dapat Menghemat Anggaran dan Mempermudah Akses



Upaya transformasi digital terus dilakukan berbagai kementerian/lembaga negara di Indonesia, salah satunya Kementerian Agama. Transformasi digital ini memberikan manfaat berupa efisiensi waktu dan menghemat biaya.

Berdasarkan hasil survei pengembangan dan pelaksanaan pemerintahan berbasis elektronik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UN E-Government Survey tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-77 dengan indeks 0,7610. Survei dua tahun sekali ini digunakan sebagai alat bantu bagi negara-negara anggota PBB untuk melihat sejauh mana pengembangan dan penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik.

Sebelumnya, pada tahun 2020, Indonesia menduduki peringkat ke-88. Dengan kenaikan peringkat tersebut, tersisa 7 peringkat lagi bagi Indonesia untuk bisa memperoleh kembali capaian terbaiknya, yakni peringkat ke-70 pada tahun 2003.

Salah satu transformasi digital dalam tubuh kementerian/lembaga negara yang menyumbang indeks tersebut dilakukan oleh Kemenag. Ketua Bidang Penelitian Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan Kemenag Amin Suyitno dalam peluncuran platform Digital Learning Center dan Digital Smart Classroom, di Jakarta, Selasa (28/3/2023), menyampaikan, inovasi digital dilakukan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di lingkup Kemenag.AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO

Simbolisasi peluncuran platform Digital Learning Center dan Digital Smart Classroom oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

”Dengan adanya Digital Learning Center sebagai massive online open course atau pelatihan terbuka, kami dapat mempersingkat waktu bagi aparatur sipil negara (ASN) untuk melakukan pendidikan dan pelatihan. Mereka juga bisa mengikuti diklat yang tidak lagi berjarak, tidak membutuhkan ruang, dan tidak perlu ada lagi masa tunggu,” kata Amin.

Salah satu aplikasi Digital Learning Center itu bernama Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran (Pintar) yang merupakan platfrom pelatihan bersertifikat. Platform tersebut dapat diakses ASN kapan saja dan di mana saja, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), pegawai negeri sipil (PNS), dan masyarakat yang terlibat di dalam tugas-tugas Kemenag. Pintar terdiri dari dua kategori pembelajaran, yakni pelatihan dan pengayaan pengetahuan.

Indikatornya jelas, mereka tidak mendapatkan pelatihan atau peningkatan kompetensi secara periodik dalam dua tahun terakhir. Tidak mudah mengelola SDM yang sangat besar ini, terutama yang ada di pelosok-pelosok daerah.

Total sumber daya manusia yang dimiliki Kemenag adalah 1,8 juta yang terdiri atas 237.000 PNS dan selebihnya non-PNS. Dengan jumlah tersebut, per satu orang ASN harus menunggu selama 20 tahun untuk bisa mengikuti diklat yang dilakukan secara konvensional.

Selain mempersingkat waktu, transformasi digital tersebut dapat menghemat anggaran. Amin menyebut, untuk diklat bagi 40 ASN dibutuhkan biaya sebesar Rp 180 juta. Dengan adanya platform digital ini, besaran biaya yang bisa dihemat mencapai Rp 120 miliar.

”Ada juga smart classroom. Kalau selama ini orang cenderung bosan dan jenuh karena suasana kelas monoton, sekarang ruang kelas kami desain seminimalis mungkin dengan konsep yang modern. Para peserta juga bisa mengakses sumber-sumber pembelajaran baik dari jurnal maupun perpustakaan lintas lembaga, menteri, bahkan lintas negara,” kata Amin.

AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO

Kepala Badan Penelitian Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Amin Suyitno memberikan sambutan dalam peluncuran platform Digital Learning Center dan Digital Smart Classroom di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, platform pelatihan berbasis digital dibuat untuk mempermudah layanan pengembangan dan peningkatan kompetensi ASN Kemenag secara periodik kapan pun dan di mana pun mereka menginginkannya. Apalagi, hasil CAT Indeks Profesionalisme dan Moderasi Beragama yang dilakukan Kemenag beberapa waktu lalu menunjukkan, 40 persen PNS Kemenag masuk dalam kategori tidak profesional.

”Indikatornya jelas, mereka tidak mendapatkan pelatihan atau peningkatan kompetensi secara periodik dalam dua tahun terakhir. Tidak mudah mengelola SDM yang sangat besar ini, terutama yang ada di pelosok-pelosok daerah. Mereka bisa mengikuti diklat secara mandiri, mulai dari mendaftar, mengikuti proses pelatihan, mengerjakan tugas, hingga unduh sertifikat, tanpa meninggalkan tugas utamanya pada jam kerja,” kata Yaqut.

Dengan demikian, platform tersebut diharapkan dapat menjangkau puluhan ribu ASN dalam sekali pelatihan dan terbuka bagi semua orang yang ingin mengikuti pelatihan. Menurut Yaqut, platform tersebut dinilai sangat efisien dan tidak membutuhkan biaya besar sebagaimana jika pelatihan dilakukan secara tatap muka.


Walakin, pelatihan tatap muka juga tetap akan dilayani dengan pendekatan teknologi, yaitu digital smart classroom. Yaqut menambahkan, aplikasi Pintar harus segara terintergrasi dengan Pusaka, yakni aplikasi dari Kemenag yang memuat pelayanan masyarakat secara daring, seperti pendaftaran haji, pendaftaran nikah, dan sertifikasi halal.

”Ini adalah bukti bahwa kita semua memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Platform ini juga disediakan bagi masyarakat umum yang selama ini membantu tugas Kementerian Agama,” ujar Yaqut.

Sumber: https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/03/28/transformasi-digital-dapat-menghemat-anggaran-dan-mempermudah-akses

Popular Posts