Wow! Digitalisasi Pembayaran di RI Makin Marak, Ini Buktinya




Bank Indonesia (BI) mengungkapkan transaksi digital adalah sebuah keniscayaan bagi seluruh manusia di dunia. Oleh karena itu, transaksional masa depan kelak tidak lagi menggunakan uang, tapi dilakukan secara digital.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menjelaskan, selama pandemi preferensi seseorang dalam melakukan transaksi menjadi berkembang ke arah digital, misalnya saja dengan pembayaran digital melalui QR dan perbankan digital.

"Kita semua setuju, bahwa masa depan uang dan masa depan pembayaran diadopsi secara digital," jelas Filianingsih, dalam High Level Seminar From ASEAN to the World: Payment System in The Digital Era di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (28/3/2023).

Lebih lanjut, Filianingsih mengungkapkan, bahwa saat ini semua orang tidak memiliki ruang hanya untuk duduk dan menunggu, sementara kemajuan teknologi telah memberikan upaya yang bagus untuk meningkatkan kecepatan, keamanan pembayaran, serta membawa mereka pada akses layanan keuangan.

Kemajuan teknologi semestinya bisa dimanfaatkan oleh setiap orang dalam transaksi pembayaran, tidak hanya berlaku bagi pembayaran domestik, namun juga untuk transaksi lintas batas.

Foto: Pembeli membayar belanjaanya dengan menggunakan aplikasi pembayaran digital QRIS (QR Code Indonesian Standard) untuk transaksi dagang di pasar Badung, Denpasar, Bali, Selasa, (30/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pembeli membayar belanjaanya dengan menggunakan aplikasi pembayaran digital QRIS (QR Code Indonesian Standard) untuk transaksi dagang di pasar Badung, Denpasar, Bali, Selasa, (30/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)


Di Indonesia, sistem pembayaran digitalisasi terus meningkat baik secara volume dan nilai transaksinya, dari tahun 2020 ke 2022. BI mencatat, QRIS pada 2020 volumenya mencapai 124 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 8,2 triliun. Kemudian naik menjadi 375 juta transaksi pada 2021 dengan nilai transaksi sebesar Rp 27,73 triliun.

Pada 2022 volume dan nilai transaksi pada QRIS meningkat signifikan menjadi 993 juta transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp 98,45 triliun. Kemudian pada digital banking, pada 2020 volumenya mencapai 4,9 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 27,35 triliun, naik menjadi 7,7 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 40,8 triliun pada 2021. Terus melonjak pada 2022 dengan volume mencapai 11,7 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 52,37 triliun.

Adapun pada transaksi uang elektronik atau electronic money (e-money), volume transaksi pada 2020 sebesar 204 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp 4,6 triliun, naik menjadi 293 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 5,4 triliun pada 2021. Pada 2022, volume transaksi pada e-money mencapai 397 juta, dengan nilai mencapai Rp 6,8 triliun.

"Indonesia sebagai negara dengan hampir 70% penduduk dengan usia produktif yang terdiri dari usia 15-64 tahun. [...] Indonesia disini, maraknya digitalisasi pembayaran sangat luar biasa, dengan blue print sistem pembayaran Indonesia 2025 yang merupakan game changer untuk Indonesia," jelas Filianingsih.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230328190030-4-425256/wow-digitalisasi-pembayaran-di-ri-makin-marak-ini-buktinya

Popular Posts