Saiful Mujani: Sangat Sedikit Media Sosial Bicarakan Penundaan Pemilu

 Ilustrasi media sosial. (Foto: AFP)

Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan sangat sedikit media sosial (medsos) yang membicarakan penundaan Pemilu 2024. Big data dari Menteri Koordinasi Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, bahkan belum merepresentasikan pengguna medsos mendukung penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tiga periode.

Saiful menilai Luhut kurang hati-hati dalam menafsirkan big data bahwa 110 juta orang mendukung penundaan Pemilu 2024. Menurutnya, dalam data tersebut tidak ada informasi apakah tingkat kepuasan tinggi terhadap kinerja Jokowi berhubungan dengan keinginan rakyat kepemimpinannya tiga periode atau Pemilu 2024 ditunda.

“Dia kan bicara tentang masyarakat di bawah, padahal media sosial kurang bawah sebenarnya. Media sosial itu lebih menengah ke atas. Oleh karena itu, itu lebih penafsiran saja. Menurut analisis big data yang lain, sangat sedikit sebenarnya di media sosial itu yang membicarakan tentang penundaan pemilu,” kata Saiful Mujani dalam acara “Bedah Politik bersama Saiful Mujani” yang disiarkan kanal Youtube SMRC TV, Kamis (17/3/2022).

Menurut Saiful, untuk mengetahui rakyat yang termasuk kelompok puas dan tidak puas terhadap kinerja Jokowi itu menginginkan perpanjangan masa jabatan presiden atau tidak, sebaiknya bersandar pada data lebih spesifik.

SMRC telah melakukan survei bagaimana sikap masyarakat pada penundaan pemilu sejak 2021, ketika mulai isu itu diembuskan. SMRC bahkan sampai mengulang-ulang pertanyaan dari sejumlah survei yang dilakukan untuk memastikan seberapa konsisten publik menilai masalah penundaan pemilu.

Dalam survei yang dilakukan SMRC pada Desember 2021, sampel responden yang mengaku menggunakan medsos, seperti Twitter, Facebook, Instagram dan sebagainya ada 59 persen. Para pengguna medsos itu berumur 17 tahun ke atas. Artinya, 59 persen pengguna itu ada 140 juta orang.

“Jadi, angka pak Luhut itu masuk akal, bahwa ada data 110 juta orang. Namun, kekurangan data itu adalah, apakah 110 juta orang itu menginginkan (penundaan pemilu) atau tidak. Data pak Luhut itu tidak mendemonstrasikan itu. Data survei kita bisa mendemonstrasikan seberapa banyak orang yang menggunakan media sosial itu ingin pemilu atau tidak,” ujar Saiful Mujani.

Pada survei SMRC yang dilakukan September 2021, responden diberikan pertanyaan spesifik apakah pemilu harus ditunda atau tetap dilaksanakan sesuai keputusan dalam undang-undang (UU). Sebanyak 82,5 persen mengatakan tetap dilakukan atau pemilu tidak perlu ditunda.

“Itu survei nasional dan tidak hanya sekali, seperti Indikator Politik Indonesia, Lembaga Survei Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia kurang lebih mengatakan mayoritas penduduk menolak ide agar Pemilu 2024 harus ditunda. Begitu juga tiga periode, sama,” katanya.

Tidak hanya itu, SMRC juga melakukan dua survei pada Mei dan September 2021 terkait masa jabatan presiden tiga periode. Dari survei tersebut, angka yang menolak tiga periode meningkat, dari 74 persen menjadi 84 persen.

Masyarakat yang menginginkan masa jabatan presiden tidak tiga periode, bahkan terpecah. Ada kelompok masyarakat yang mengatakan tidak harus tiga periode, tetapi satu periode saja dengan masa jabatan delapan tahun.

“Jadi, sangat kecil sebenarnya di masyarakat yang menginginkan pak Jokowi menjadi presiden ketiga kalinya dan menunda pemilu. Jumlahnya sangat sedikit ya kalau menurut survei ini,” tutur Saiful Mujani.

Menurutnya, tidak mudah melakukan survei mengenai hal itu di medsos, karena harus dilakukan secara personal, ditanyakan satu per satu untuk setuju dan tidak setuju. Namun, di medsos tidak ada instrumen untuk melakukan hal itu.

Apabila dilihat dari hasil survei nasional yang dilakukan berulang kali sejumlah lembaga survei, terlihat masyarakat masih konsisten tidak menginginkan pemilu ditunda hingga 2027. Masyarakat tidak menginginkan Jokowi menjadi presiden untuk ketiga kalinya.

“Jadi, survei ini menunjukkan, semakin kencang dikampanyekan diperlukan tiga periode atau penundaan pemilu, maka resistensi makin naik,” tegas Saiful Mujani.

Sumber : https://www.beritasatu.com/politik/904035/saiful-mujani-sangat-sedikit-media-sosial-bicarakan-penundaan-pemilu/3

Popular Posts