Membawa UMKM Lebih Berdaya Melalui Digital Ekonomi


Di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran krusial dalam perekonomian nasional, dengan jumlah mencapai 64 juta atau 99% dari total jumlah perusahaan nasional, dan memberikan kontribusi sebesar 61% pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, hanya sekitar 17,5 juta UMKM yang telah menjadi bagian dari ekosistem digital. Selain itu, sekitar 18 juta UMKM di Indonesia masih memerlukan akses ke pembiayaan formal, dan 46 juta UMKM masih memerlukan tambahan pembiayaan untuk keperluan modal usaha dan investasi.

Ini menjadi perhatian Mastercard dengan menghadirkan program yang akan menbawa UMKM naik kelas dengan melakukan pendampingan dan pengembangan kemampuan mereka di ranah digital.

Tidak bisa dipungkiri, sejak Covid-19 melanda, transformasi digital di berbagai sektor terakselerasi lebih cepat. UMKM Indonesia yang mayoritas dikelola perempuan menghadapi tantangan dalam adopsi digital. Banyak pelaku tergagap ketika harus mengadopsi solusi digital untuk mendorong kinerja bisnisnya.

Padahal digitalisasi dapat membantu usaha kecil menghemat biaya, meningkatkan pendapatan, mengatasi ketidakpastian pendapatan, dan meningkatkan produktivitas.

Untuk itulah Mastercard, bekerja sama dengan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dan Mercy Corps Indonesia, hari ini meluncurkan Mastercard Strive Indonesia. Program ini akan berlangsung selama tiga tahun dengan tujuan memberdayakan 300.000 usaha kecil di Indonesia agar dapat sukses di era ekonomi digital.

“Digital economy menjadi strategi kami dengan menghasilkan solusi yang mendukung ekonomi lebih inklusif. Maka itu kami investasi signifikan untuk pengenbangan ekonomi digital dan inklusif bagi semua orang,” ujar Safdar Khan, Division President for Mastercard Southeast Asia (SEA) yang hadir dalam acara peluncuran program ini di Thamrin Nine Ballroom Jakarta (04/04/2023).

Menurut Safdar, UMKM harus lebih berdaya dan berkembang potensinya dengan dukungan digitalisasi, dengan akses yang setara kemampuannya dan mendorong mereka merancang long term wealth dengan digitalisasi.

Di Indonesia dan berbagai negara lain, menurut Navin Jain, Presiden Direktur, PT Mastercard Indonesia, dalam wawancara khusus selepas acara, Mastercard menggandeng banyak partner agar bisa membawa dampak lebih luas dalam upaya membuat UMKM lebih berdaya melalui digitalisasi. Targetnya 10 juta UMKM terambah program yang disebut dengan program Strive ini ke banyak negara bukan saja Indonesia.

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia yang hadir dalam peluncuran ini dalam sambutannya mendukung program ini demi meningkatkan keuangan yang makin inklusif di Indonesia. Apalagi target untuk mencapai 84% keuangan inklusif harus dicapai pada 2024.

“Saya berharap melalui program ini kemudahan akses kredit bagi UMKM, dengan tidak mengabaikan pentingnya menjaga security data. Selain itu saya mengusulkan untuk bisa mengakomodir kredit super micro didigitalisasi untuk UMKM, yang mendorong insentive lain. Agar UMKM punya payment yg terpercaya dan aman,” ujarnya.

Program Strive Mastercard akan menjangkau 300 ribu UMKM yang utamanya 40% UMKM yang dikelola perempuan. Target ini akan dicapai sampai 2025 dengan program yang mendukung kemampuan digitalisasi, akses permodalan dan membangun ekosistem UMKM. Jadi UMKM akan mendapat pendampingan dalam adopsi digital termasuk membangun awareness dalam cyber risk dan membantu mereka untuk bisa layak mendapat akses modal. Hanya saja, dari 300 ribu tersebut tidak semua dapat intervensi lebih lanjut dibuka akses kreditnya.

Navin menjelaskan Mastercard Strive Indonesia merupakan bagian dari portfolio program filantropi – yang didukung oleh Mastercard Center for Inclusive Growth – bertujuan membantu usaha kecil di seluruh dunia agar dapat berkembang di era ekonomi digital. Program Strive juga telah diluncurkan di berbagai negara – termasuk Amerika Serikat, Inggris, Meksiko, dan Ceko. Secara kolektif, Program Strive bertujuan untuk memberikan dukungan kepada lebih dari 10 juta usaha kecil. Di Asia Pasifik, Indonesia adalah negara pertama yang meluncurkan Program Strive.

“Dalam digitalisasi UMKM butuh pendampingan, selain akses kredit yang menjadi masalah klasik mereka. Akses ke perbankan, fintech, kami selama 5 tahun mendengarkan problem mereka sebenarnya bahwa selain kebutuhan dana, karna melalui epwallet dibutuhkan waktu pencairannya jadi ini tantangan program ini,” katanya.

Asosiasi Fintech mengingatkan agar program ini bukan sekadar akses keuangan dan modal, karena sebenarnya UMKM membutuhkan peningkatan knowledge keuangan dalam hal ini bagaimana pengelolaan keuangan, investasi berkelanjutan dan pemahaman pentingnya menjaga data pribadi dan keamanannya. Tujuannya agar mereka bisa naik kelas.

Sumber: https://swa.co.id/swa/trends/membawa-umkm-lebih-berdaya-melalui-digital-ekonomi

Popular Posts